KARANGANYAR (Panjimas.com) – Banyaknya pembubaran pengajian yang dilakukan kelompok intoleran dibeberapa daerah membuat Pimpinan Jamaah Anshorusy Syariah (JAS) Jawa Tengah (Jateng), Ustadz Suro Wijoyo (Rowi) angkat bicara.
Terakhir, Kajian Ustadz Felix Siauw di Bangil, Pasuruan, Jawa Timur di bubarkan Banser. Kemudian ditengarai Kajian yang mengundang Ustadz Bahtiar Nasir (UBN) di Garut juga akan ditolak. Terkait hal itu, Ustadz Rowi menilai adanya permainan elit politik.
“Ini ditengarai ada permainan politik. Karena sebenarnya Banser didambakan umat Islam, kemudian kok menolak ini karena fenomena tidak ada sportifitas politik. Karena mereka kalah, maka mengambil langkah haram dan menggandeng dari saudara kita Banser,” katanya, saat ditemui Panjimas di Karanganyar, Senin (6/11/2017).
Tidak sepantasnya Banser menolak karena menurut Ustadz Rowi tidak sesuai kithoh Banser. JAS Jateng menyayangkan alasan penghadangan kajian sebab tuduhan serampangan sebagai kelompok Wahabi.
“Banser mengusung NKRI saya Pancasila, faktanya ini bertolak belakang. Saya menilai ini Banser lepas kontrol dari Ulama NU. JAS menyayangkan dengan tindakan tersebut,” tandasnya.
Terkait akan digelarnya perhelatan Kajian Akbar UBN di Karanganyar, JAS Jateng siap mengawal bersama ormas Islam Soloraya dan pihak keamanan terkait. Ustadz Rowi menegaskan bahwa anggotanya siap diterjunkan.
“Untuk pengamanan UBN, kita pasti, karena ini juga untuk tolabul ilmi. Jika ada sikap provokatif kita akan meminta kepolisian bertindak tegas dan adil,” pungkasnya. [SY]