RIYADH, (Panjimas.com) – Sekelompok pejabat senior Saudi dilaporkan terbunuh dalam sebuah kecelakaan helikopter pada hari Ahad (05/11), termasuk diantyara rombongan adalah Pangeran Mansour Bin Muqrin, menurut saluran televisi pemerintah Saudi.
Helikopter Saudi tersebut jatuh di Asir, wilayah Barat Daya kerajaan yang berbatasan dengan Yaman.
Pangeran Mansour Bin Muqrin, merupakan Wakil Emir wilayah Asir didampingi Wakil Emir Salim al-Jerwishi, Sekretaris Jenderal Emirat Saleh bin Abdullah al-Qadi, Kepala Departemen Pertanian Regional Asir Fahd al-Fartish dan Direktur Polisi Regional Asir Mayor Salih bin Suleiman al-Qarzai
Seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengatakan bahwa mereka telah menemukan reruntuhan helikopter tersebut, dan menambahkan, penyelidikan telah dimulai, dikutip dari Anadolu.
Mansour Et-Turqi, juru bicara keamanan untuk Kemendagri, mengatakan bahwa komunikasi dengan helikopter tersebut hilang saat malam dari dalam perjalanan kembali setelah mengunjungi pantai di Provinsi Abha, bagian Barat kerajaan.
Masyarakat Saudi akan diberikan informasi terbaru lanjutan, tambahnya.
Penyebab kecelakaan itu tidak diketahui.
Untuk diketahui, Pangeran Mansour Bin Muqrin juga merupakan penasihat Pangeran Muhammad Bin Nayef yang dipecat dari jabatannya pada bulan Juni lalu.
Kecelakaan itu terjadi sehari setelah pihak berwenang Saudi menahan 11 pangeran, 4 Menteri aktif dan belasan mantan menteri dalam operasi pembersihan anti-korupsi pada hari Sabtu malam (04/11).
Menurut media Saudi, investor dan miliarder Pangeran Alwaleed bin Talal dan Menteri Garda Nasional Pangeran Miteb bin Abdullah termasuk di antara mereka yang ditahan dalam operasi tersebut.
Perintah penangkapan tersebut berasal dari Komite Anti-Korupsi yang dipimpin Putra Mahkota Pangeran Mohammad bin Salman hanya beberapa jam setelah Raja Salman mengeluarkan sebuah Keputusan Kerajaan untuk membentuk komite tersebut.
Komite yang dipimpin oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman, mengumumkan akan membuka kembali kasus banjir Jeddah di tahun 2009 di mana lebih dari 100 korban meninggal.
Selain itu Komite Anti-Korupsi juga akan menyelidiki wabah virus Corona, yang juga dikenal sebagai Sindrom Pernafasan Timur Tengah, Middle East Respiratory Syndrome (MERS) pada tahun 2012 , menurut Al Arabiya.
Media Saudi (SPA) mengatakan pada hari Sabtu bahwa komite tersebut telah diberi wewenang untuk menyelidiki, menahan, melarang melakukan perjalanan, mengungkapkan dan membekukan rekening dan portofolio, melacak dana dan aset orang-orang yang terlibat dalam korupsi.
“Komite berhak mengambil tindakan pencegahan yang dilihatnya, sampai mereka dirujuk ke otoritas investigasi atau badan peradilan. Tindakan apa pun yang dianggap perlu untuk menangani kasus korupsi publik dan mengambil apa yang dianggap sebagai hak orang, entitas, dana, aset tetap dan bergerak, di dalam dan luar negeri, mengembalikan dana ke kas negara dan mendaftarkannya. properti dan aset atas nama milik negara, ” jelas Dekrit Kerajaan tersebut, menurut SPA.
SPA juga melaporkan Menteri Perekonomian dan Perencanaan Saudi Adel bin Mohammed Faqih dan Menteri Penjaga Kemanan Nasional, Pangeran Miteb bin Abdullah bin Abdulaziz dipecat dari jabatannya.[IZ]