KABUL, (Panjimas.com) – Badan Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) mengatakan pada hari Kamis (02/11) bahwa Hampir 9.500 anak-anak di Afghanistan meninggal dunia setiap tahunnya karena diare.
UNICEF mencatat bahwa risiko yang terkait dengan infeksi diare semakin parah di Afghanistan, negara di mana sekitar 1,2 juta anak-anak menderita kekurangan gizi akut dan 41 persen anak-anak mengalami kondisi kerdil.
Pejabat PBB berkomentar saat mengumumkan Nili di Provinsi Daykundi, Afghanistan Tengah, “distrik bebas buang air besar (BAB) pertama di negara itu”.
“Kematian akibat diare sangat tragis karena dalam kebanyakan kasus, mereka dapat dengan mudah dihindari,” pungkas Adele Khodr, perwakilan UNICEF di Afghanistan, dalam pernyataannya, dikutip dari AA.
“Ketersediaan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi yang lebih baik di desa-desa dan kota-kota di seluruh negeri sangat penting,” imbuhnya.
Sanitasi dan kebersihan yang buruk membuat anak-anak yang sudah kekurangan gizi lebih rentan terhadap infeksi yang menyebabkan diare.
Ini menyebabkan buang air besar yang menyebabkan dehidrasi, dan pada kasus yang parah, menyebabkan kematian.[IZ]