PASURUAN, (Panjimas.com) – Kembali Kajian Ustadz Felix Siauw dibubarkan oleh segelintir orang serupa yang sering memfitnah Ustadz Felix Siauw anti Pancasila dan Anti NKRI. Kejadiannya kali ini adalah di Masjid Manarul Islam Bangil. Sabtu, (4/11).
Berikut ini adalah pernyataan Ustadz Felix Siauw terkait kejadian tersebut.
Kepada Jamaah Masjid Manarul Islam Bangil
Pertama-tama, saya mengucapkan jazakallahu khairan katsiran, jazakallahu bil jannah, semoga Allah berikan balasan berupa surga bagi jamaah yang hadir di Masjid Manarul Islam.
Sejatinya saya sudah berada disana sejak pukul 08.00, hanya saya dipaksa meninggalkan Masjid oleh pihak polres, dengan alasan ada ormas yang mendemo di depan Masjid.
Saya paham yang hadir di Masjid kesemuanya adalah ummat yang Allah pilih, yang dicintai Allah dan juga mencintai Allah, tak takut apapun dan tak berharap apapun kecuali Allah.
Begitu juga semua gabungan laskar-laskar Islam yang sudah bersiap sedia, dengan jumlah dan kekuatan Allah pinjamkan pada mereka, semoga Allah saksikan keberpihakannya.
Saya sudah sampaikan sedari awal, saat muncul penolakan dan fitnah serta tuduhan kepada saya oleh segelintir orang, bahwa yang saya cari ridha Allah, apapun kondisinya.
Saya serahkan semua pada panitia, jika panitia suka, apapun saya akan penuhi. Hanya panitia sangat ditekan oleh pihak berwenang, akhirnya memutuskan membatalkan.
Sempat terjadi ketegangan antara gabungan laskar yang lalu menyusul saya dengan pihak kepolisian. Mereka meminta dengan sopan 2 menit saja saya bisa menyapa jamaah.
Namun pihak kepolisian bergeming, demi menjaga kamtibmas, segelintir ormas yang memprotes lalu dimenangkan, dan kajian harus dibatalkan, saya tidak boleh kembali ke Bangil.
Bahkan ketika ayahanda kami, KH Nurcholish Mustari, tokoh Bangil yang sekaligus sesepuh, datang dengan tongkatnya, pun tak bisa melunakkan hati pihak kepolisian.
Subhanallah, Allah yang melapangkan hati mereka, dan juga melembutkan lisan dan amal mereka, kedzaliman itu mereka terima, dan sayapun dengan berat hati pergi dari Bangil
Para pembubar kajian berteriak gembira, riang bak menang perang, lalu mengunggah berita kemana-mana dengan versi mereka sendiri, memelintir dan memfitnah.
Karenanya saya akan tuliskan kejadian sebenarnya, agar teman-teman tahu, siapa yang mencintai agama ini, ummat ini, yang selalu merindu berada diatas jalan dakwah. [RN]