SOLO (Panjimas.com) – Aksi Bela Islam pada 4 Oktober 2016 di Jakarta, yang kemudian disebut Aksi 411 sudah berlalu satu tahun. Ketua Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS), Ustadz Muinudinillah Basri menyatakan syukurnya pada Allah subhanahu wata’ala.
“Refleksinya adalah ini perlu kita syukuri, bahwa jika kaum muslimin bergerak dijalan Allah dan ikhlas maka Allah beri perubahan yang signifikan,” ungkapnya pada Panjimas, disela Musyda IX MUI Solo, Sabtu (4/11/2017).
Terpilihnya Gubernur DKI Jakarta di tangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno memberikan ketenangan hati bagi rakyat Jakarta bahkan sangat dirasakan rakyat Indonesia. Menurut Ustadz Muin, hal itu mematahkan slogan ngawur sekelompok yang terjangkiti Islamophobia.
“Kembalinya Jakarta ke pangkuan Islam ternyata membuktikan bahwa statemen lebih baik Kafir tidak korupsi daripada Muslim yang korupsi, itu salah. Harus dikembalikan lebih baik muslim yang adil, daripada kafir yang tidak punya moral,” tandasnya.
Sementara, upaya ancaman memecah-belah bangsa, menjual kedaulatan negara dan menyingkirkan rakyat jelata, kata Ustadz Muin bisa dihadang jika kaum muslimin bergerak sesuai arahan Ulama. Langkah Gubernur Jakarta yang membela rakyat sangat ditunggu umat Islam khususnya di wilayah Jakarta.
“Ternyata yang dilakukan kaum muslimin memberikan dampak yang luar biasa. Termasuk yang dianggap mustahil ternyata bisa. Penutupan Alexis, penolakan terhadap reklamasi, yang dianggap manusia mustahil ternyata dengan kehendak Allah bisa,” ujar Ustadz Muin.
Dia berharap energi aksi 411 bisa terus menggerakkan umat Islam untuk menuju Indonesia lebih baik dengan bersyariat. Bahkan Ustadz Muin yakin upaya memperjuangkan memilih pemimpin Muslim di Solo sangat bisa dilakukan sebagaimana di Jakarta.
“Harus, semuanya itu kemukjizatan yang akan terulang, tergantung umat Islam mengimani dan merefleksikannya tidak. Saya kira akan bisa direfleksikan di Solo, adapun hasilnya urusan Allah,” pungkasnya. [SY]