TAIZ, (Panjimas.com) – 5 Anak Yaman dilaporkan terbunuh sementara 3 anak lainnya luka-luka Kamis malam (02/11) akibat serangan pemberontak Syiah Houthi di kota Taiz, Yaman Barat Daya, demikian menurut sumber setempat.
Ali Hamoud, seorang saksi mata, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa Houthi yang berada di “50th street” menyerang sebuah rumah di sekitar Damina dengan serangan mortir.
5 anak kehilangan nyawanya dan 3 anak lainnya mengalami luka parah, jelasnya.
“Apa yang terjadi adalah pembantaian total, beberapa mayat anak-anak benar-benar terkoyak,” terang Ali Hamoud.
Seorang dokter dari Rumah Sakit swasta Al-Brahei mengatakan bahwa anak-anak yang terluka berada dalam kondisi kritis, pihaknya sangat khawatir akan jumlah korban tewas yang meningkat.
“Kami menerima kabar bahwa Houthi mengebom lingkungan Damina dan beberapa menit kemudian mayat anak-anak dan orang-orang yang terluka tiba di rumah sakit,” pungkas dokter tersebut kepada Anadolu yang berbicara secara anonim.
Kelompok Syiah Houthi tidak segera memberi komentarnya atas serangan tersebut.
Yaman yang kini menjadi negara miskin, tetap berada dalam keadaan kacau sejak tahun 2014, ketika milisi Syiah Houthi dan sekutunya menguasai ibukota Sanaa dan bagian-bagian lain negara ini.
Sejak Maret 2015, koalisi internasional yang dipimpin Saudi telah memerangi pemberontak Syiah Houthi yang disokong rezim Iran dan pasukan-pasukan yang setia kepada mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, Arab Saudi dan sekutu-sekutu negara Muslim Sunni meluncurkan kampanye militer besar-besaran yang bertujuan untuk mengembalikan kekuasaan yang diakui secara internasional dibawah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Arab Saudi dan para sekutunya melihat milisi Houthi sebagai proxy kekuatan Iran di dunia Arab. Koalisi militer Arab yang dipimpin oleh Saudi di Yaman terdiri dari Koalisi 10 negara yakni Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, Yordania, Mesir, Maroko, Sudan, dan Pakistan.
Sejumlah organisasi hak asasi manusia telah menuding Kerajaan Saudi terlibat kejahatan perang sebagai akibat dari kampanye pengebomannya yang dapat dianggap sembarangan dan menyebabkan kerusakan berlebihan pada negara tersebut termasuk jumlah korban tewas yang cukup tinggi.
Menurut pejabat PBB, lebih dari 10.000 warga Yaman telah tewas akibat konflik berkepanjangan ini, sementara itu lebih dari 11 persen dari jumlah penduduk negara itu terpaksa mengungsi, sebagai akibat langsung dari pertempuran yang tak kunjung usai. Untuk diketahui, lebih dari setengah total korban adalah warga sipil. sementara 3 juta lainnya diperkirakan terpaksa mengungsi, di tengah penyebaran malnutrisi dan penyakit.[IZ]