SOLO (Panjimas.com) – Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) mengapresiasi langkah Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang tidak memperpanjang izin Hotel Alexis sebab diduga sering digunakan sebagai tempat maksiat.
Humas LUIS, Endro Sudarsono mengatakan bahwa langkah Gubernur Jakarta masih lebih baik dibandingkan Walikota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma).
“Penutupan Alexis ini lebih baik dari pada Dolly di Surabaya. Karena Dolly ada prokontra dan gejolak di masyarakat,” kata Endro, pada Panjimas, Kamis (2/11/2017).
Lebih lanjut, Endro menilai langkah Anies-Sandiaga bisa diterapkan di seluruh wilayah Indonesia jika pemimpinnya menginginkan berkurangnya kemaksiatan dalam hal ini pelacuran.
“Keputusan Gubernur Anies alangkah baiknya diikuti Gubernur lainnya atau Bupati dan Walikota yang ada di Indonesia,” imbuhnya.
Khususnya di Solo, LUIS menyoroti adanya persoalan prostitusi yang ada di wilayah Banjarsari, tepatnya sekitaran kompleks Kantor RRI. Praktek prostitusi tersebut sudah berlangsung lama, padahal pihak-pihak mulai RT, RW, mengaku menolak keberadaan praktek prostitusi terselubung tersebut. Tetapi penolakan ini tidak di respon Walikota Solo. Ironisnya lagi prakter pelacuran di tempat tersebut sudah berjalan puluhan tahun.
“Ijin sebagai tempat penginapan dan tempat hiburan harus tidak boleh memfasilitasi sebagai tempat kemaksiatan. Prostitusi itu sudah menjadi hukum, kriminal, asusila dan keagamaan. Ini kan menyangkut otoritas kewenangan, maka Walikota hanya tinggal perintahkan Satpol PP atau Dinas Pariwisata selesai,” ungkapnya.
“Contoh saja Jakarta, tidak menutup cukup tidak memperpanjang ijin, jadi lebih enak dan endingnya bagus. Walikota harus tegas itu intinya,” tandasnya. [SY]