JAKARTA (Panjimas.com) — Setelah resmi ditutup oleh Pemprov DKI, petugas melepas plang Hotel Alexis di Jalan RE Martadinata, Pademangan, Jakarta Utara, Rabu (1/11). Sebelumnya, tulisan Alexis yang terdapat di hotel tersebut hanya ditutupi kain.
Di bagian depan pintu masuk juga tertulis “Alexis hotel and spa is not in operation until further notice (Hotel dan spa Alexis tidak beroperasi sampai pemberitahuan lebih lanjut).”
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI memutuskan tidak memperpanjang izin usaha Hotel dan Griya pijat Alexis, setelah menerima sejumlah laporan pengaduan dari warga dan informasi dari berbagai media.
Menurut pengelihatan salah satu pedagang kaki lima di sekitar kawasan Mangga Besar bernama Eni, tidak ada yang berubah dari tempat tersebut. “Ya ramai-ramai saja sih, kadang ada yang lewat, kadang enggak, biasa aja,” kata Eni seperti diberitakan republika online.
Pasca penutupan Hotel Alexis, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, Kamis (2/11), mulai berkoordinasi dengan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) untuk menyiapkan lapangan pekerjaan bagi karyawan Alexis Group yang dirumahkan. Rencananya, sebagian staf akan disalurkan ke hotel-hotel syariah yang kini sedang berkembang di Jakarta.
“Seandainya begitu kami dapat daftar nama dari staf hotel alexis grup yang harus dilatih, Masyarakat Ekonomi Syariah sudah bersedia. Pemprov nanti jadi pendamping untuk konsultasi dan advokasi,” kata Sandi di Gedung Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (2/11).
Kini dinas ketenagakerjaan (disnaker) DKI Jakarta sedang mendata nama-nama karyawan Alexis Group, terutama yang ber-KTP DKI. Sebagian juga akan disalurkan ke hotel-hotel konvensional. Sandi juga mendorong hotel-hotel lain yang memiliki model bisnis seperti Alexis untuk berinisiatif mendukung pariwisata halal, atau bahkan bergabung.
“Ini jadi ikon di seluruh wilayah Asia, di lndonesia juga tumbuh. Kalau misal bisa bagus jadi class poin yah,” ujar mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini.
Dalam pertemuan yang diselenggarakan di gedung balai kota pagi ini, MES memberikan masukan mengenai wisata halal dan menggagas beberapa kegiatan. Bersama gerakan OK OCE, MES ingin mendorong hotel-hotel yang saat ini beroperasi secara konvensional untuk beralih ke model bisnis syariah.
Menurut Sandi, bisnis hotel syariah kini sedang merebak di Bangkok, Thailand dan Tokyo, Jepang. Ia ingin memastikan Jakarta tak ketinggalan. Mengenai hotel syariah, Sandi menjelaskan perbedaan utamanya dengan hotel konvensional terletak pada sistem operasional dan manajemen. Artinya, pola dan aturan yang diterapkan di hotel akan sesuai dengan hukum Islam atau syariah.
Kini, pemprov DKI sedang mendata berapa banyak hotel syariah yang ada di Jakarta. Ia berharap nantinya data ini akan dapat dimasukkan dalam program Jakarta Smart City. (desastian)