LONDON, (Panjimas.com) – Lebih dari 100.000 orang telah ditahan di Suriah sejak pecahnya konflik yang berkecamuk pada tahun 2011 itu, demikian menurut laporan SNHR yang berbasis di London.
Dalam pernyataan pada hari Senin (30/10), Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SNHR) mengatakan sekitar 106.727 orang telah ditahan sejak Maret 2011.
Disebutkan SNHR bahwa rezim Bashar al-Assad bertanggung jawab atas sebagian besar penahanan di negara tersebut.
SNHR mengatakan bahwa 13.104 orang disiksa sampai meninggal dunia sejak Maret 2011, termasuk 166 anak dan 57 perempuan.
“Rezim Suriah [Assad] bertanggung jawab untuk menyiksa 12.986 orang sampai mati,” tambahnya, dikutip dari Anadolu.
Laporan SNHR tersebut dirilis saat sebuah babak baru perundingan damai yang bertujuan mengakhiri konflik Suriah dimulai di ibukota Kazakhstan, Astana, Senin (30/10).
Perundingan terbaru di Astana, berfokus pada penguatan gencatan senjata yang mulai berlaku pada 30 Desember, yang ditengahi oleh Turki, yang mendukung kubu oposisi, bersama dengan Rusia dan Iran, yang mendukung rezim Bashar al-Assad.
Sejak awal 2011, Suriah telah menjadi medan pertempuran, ketika rezim Assad menumpas aksi protes pro-demokrasi dengan keganasan tak terduga — aksi protes itu 2011 itu adalah bagian dari rentetan peristiwa pemberontakan “Musim Semi Arab” [Arab Spring].
Sejak saat itu, lebih dari seperempat juta orang telah tewas dan lebih dari 10 juta penduduk Suriah terpaksa mengungsi, menurut laporan PBB.
Sementara itu Lembaga Pusat Penelitian Kebijakan Suriah (Syrian Center for Policy Research, SCPR) menyebutkan bahwa total korban tewas akibat konflik lima tahun di Suriah telah mencapai angka lebih dari 470.000 jiwa. [IZ]