JAKARTA, (Panjimas.com) – Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Ustadz Bachtiar Nasir akrab dipanggil UBN menegaskan bahwa para ulama dan ormas Islam mendukung pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tentang penyebutan kata pribumi.
“Kami mengapresiasi dan mendukung pernyataan yang sebetulnya tidak provokatif dari gubernur soal pribumi,” kata Ustadz Bachtiar Nasir, di Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Senin (30/10/2017).
Pimpinan AQL Islamic Center tersebut merasa prihatin dengan adanya larangan yang belakangan mengatasnamakan Instruksi Presiden No 26 Tahun 1998 tentang Menghentikan Penggunaan Istilah Pribumi dan Non Pribumi Dalam Semua Perumusan dan Penyelenggaraan Kebijakan, Perencanaan Program, ataupun Pelaksanaan Kegiata. Penyelenggaraan Pemerintah
“Secara historikal Inpres yang ditandatangani oleh B.J. Habibie saat itu mungkin sesuai berdasarkan ijtihad presiden, tapi untuk saat ini sepertinya situasinya agak berbalik,” terangnya.
Oleh karenanya, ia berharap adanya hal tersebut bisa mengokohkan jati diri bangsa.
“Mudah-mudahan kita menjadi bangsa yang kuat.” pungkasnya.
Pidato Perdana Anies Baswedan
Senin (16/10/2017) malam, gubernur terpilih Anies Baswedan dalam pidato perdananya di Balai Kota DKI Jakarta, menuai kritik. Dalam sebuah pidato tentang sejarah kolonialisme di Indonesia, khususnya DKI Jakarta, Anies Baswedan menyebut kata pribumi di hadapan warga Jakarta.
Berikut kutipan singkat pidato Anies Baswedan, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (16/10/2017):
“Dulu kita semua pribumi ditindas dan dikalahkan, kini telah merdeka, kini saatnya kita menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Jangan sampai terjadi di Jakarta ini apa yang dituliskan dalam pepatah Madura, “Itik se atelor, ayam se ngeremme.” Itik yang bertelur, ayam yang mengerami. Kita yang bekerja keras untuk merebut kemerdekaan, kita yang bekerja keras untuk mengusir kolonialisme, kita semua harus merasakan manfaat kemerdekaan di Ibukota ini, hasilnya dinikmati orang lain…”
Pidato Anies Baswedan Berbicara Soal Kolonial
Wakil Presiden Yusuf Kalla angkat bicara soal pidato perdana Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menyebut kata pribumi dalam pembahasan tentang sejarah kolonialisme.
“Kita lihat konteksnya pidato tersebut berbicara soal kolonial. Konteksnya kan sejarah, jadi jangan hanya satu kata, (tapi) dalam konteks apa dia bicara? dia bicara dalam konteks kolonial,” kata Wakil Presiden Yusuf Kalla, di kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka, Selasa (17/10/2017).
Ketua Dewan Masjid Indonesia tersebut mengatakan, publik jangan salah menangkap substansi dari pidato perdana gubernur terpilih Anies Baswedan.
“Dia bicara dalam konteks sejarah dan bukan bicara dalam konteks diskriminatif, dulu diskriminatif, sekarang jangan,” pungkasnya. [DP]