SOLO (Panjimas.com) – Busyro Muqoddas memberikan kuliah shubuh bersama di Kantor Balai Muhammadiyah, PDM Surakarta, Keprabon, Banjarsari, Solo, Ahad (29/10/2017).
Ketua PDM Surakarta, H. Subari dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada mantan pimpinan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) itu yang memenuhi janjinya mengisi kajian shubuh bersama tersebut. Dalam rangka Milad Muhammadiyah ke 108, dia menyebut prestasi Muhammadiyah dalam membangun negara Indonesia.
“Alhamdulillah pak Busyro memenuhi janjinya, semoga banyak cerita dari beliau. Karena lama di KPK juga sempat memcuat karena perkara Siyono, mungkin kita masih ingat gimana sekarang kasusnya,” katanya dihadapan ribuan jamaah Muhammadiyah.
Sementara itu, Busyro mengatakan bahwa pengalaman di KPK semata untuk mencari ridha Allah. Atas dukungan Muhammadiyah, selama di KPK bekerja secara mulus.
“Yang terpenting amal teman saya dan saya di kala itu, diterima Allah. Sebulan setelah turun dari KPK saya diminta jadi penasehat ibu-ibu PKK di Yogyakarta,” ucapnya diikuti tersenyum para jamaah.
Dia melanjutkan bahwa Muhammadiyah lebih dulu daripada Nahdatul Ulama (NU) dan berdirinya Negara Republik Indonesia. Dalam Usia 108 tahun saat ini, Muhammadiyah juga ikut mendirikan TNI (Tentara Nasional Indonesia).
“Tidak ada PDM tandingan, tidak ada PDM Perjuangan. Alhamdulillah tidak ada seperti itu, kita syukuri. Muhammadiyah juga ikut mendirikan Negara Indonesia, tidak sampai disitu, Muhammadiyah juga sebagai perintis berdirinya TNI,” ucapnya.
Busyro juga mengisahkan Jendral Benny Murdani sebelum kematiannya meminta untuk dibimbing masuk Islam. Dia mendapati keterangan itu disampaikan ajudan muslim Benny Murdani.
“Dulu pak Benny Murdani waktu terkena serangan stroke, sama ajudannya diam-diam didoakan ajudannya yang muslim. Kemudian sebelum ajalnya Jendral Benny Murdani minta dicarikan ustadz untuk membimbing masuk Islam,” tuturnya. [SY]