KUWAIT, (Panjimas.com) – Emir Kuwait Sheikh Sabah Al Ahmad Al Sabah memperingatkan bahwa krisis Teluk merupakan ancaman bagi keamanan regional.
Berbicara saat menghadiri Sidang Pembukaan Majelis Nasional, Selasa (24/10), Emir Kuwait mengatakan bahwa krisis Teluk memiliki konsekuensi berbahaya bagi keamanan wilayah kawasan Teluk Arab, dilansir dari Anadolu.
Pada bulan Juni lalu, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab dan Bahrain memutuskan hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Qatar, serta menuding Doha terlibat terorisme.
Keempat negara tersebut meminta Qatar memenuhi daftar tuntutannya agar dapat mengakhiri sanksi diplomatik dan ekonomi yang diberlakukan mereka atau Qatar akan menghadapi hukuman lebih lanjut.
Kuwait, yang merupakan anggota Dewan Kerjasama Teluk, berupaya mengatasi krisis Qatar, namun upaya tersebut belum membuahkan hasil.
“Kami bergerak untuk mencegah wilayah Teluk [rumah kami] dari kehancuran dan keruntuhan,” pungkasnya.
Emir Kuwait memperingatkan bahwa “runtuhnya GCC (Gulf Countries Cooperation), akan menjadi jatuhnya benteng terakhir aksi bersama negara-negara Arab”.
Qatar membantah tuduhan tersebut dan berpendangan bahwa blokade tersebut melanggar hukum internasional.[IZ]