COX’S BAZAR (Panjimas.com) – Sedianya, usai Wisuda Akbar Indonesia Menghafal di pengungsian, para peserta dan pantai bakal makan siang dengan menu daging sapi potong. Namun, pesta sapi ternyata harus diundur. Pasalnya, sapi kabur.
“Sapi yang akan dipotong malah kabur entah kemana larinya,“ ujar Muhammad Husen (28), panitia di pengungsian Tengkali, Cox’s Bazar, Bangladesh, dengan logat Malaysia.
Tak masalah, walau makan siang tak ada, tetapi acara wisuda akbar terus berlanjut. Untuk santap siang, panitia ke pasar dan membeli berbagai snack: Pisang ambon, roti, biskuit, dan minuman jus sari leci.
Alhamdulillah acara berlangsung hikmat dan penuh semangat dari jamaah dan santri. Jamaah Masjid Al Mansur sudah berdatangan dari pagi hari, mereka ingin menyaksikan anaknya untuk mengiukuti hafalan surat-surat pendek walau di pengungsian.
Wisuda berjalan dengan lancar yang dibuka dengan surat Ad Dhuha oleh salah satu santri camp, Abdul Halim (15).
Suara yang merdu dan khas dari vokal Bengali ini, membuat jamaah merenung dan terhujat hatinya, hingga ada yang meneteskan air matanya.
Semangat anak yang lain pun untuk menghafalakn surat sungguh luar biasa, walau mereka tinggal di bedeng-bedeng yang hanya ber alas tanah dan beratap terpal dan ranting serta bambu sebagai tiang untuk menopangnya.
Acara berlanjut dengan tauisah ulama setempat yaitu Syech Nur Salim Al-Garibi yang mempunyai pesantren dan menampung anak-anak pengungsi dari Rrohingya sejak beberapa tahun ini.
Beliau menyampaikan dalam bahasa bangali yang intinya kita harus tetap bertakwa dan selalu ingat kepada Allah swt, jgm lupa sholat dan megerjakan ibadah – ibadah lainya, karena kiamat semakin deket. Walau dengan keterbatasan yang kita punya ini.
Dan juga jangan lupa selalu mengaji dan mengahfalkan al qur’an dan menagamalkanya dalam kehidupan sehari-hari. Ust Asnal Ma’arif selaku kordinator wisuda akbar Bangladesh, berpesan, walau keterbatasan tempat, rumah tinggal dan sebagainya, kita tetap taat keapda Allah SWT. Dan terus menghafalkan Al qur’an hingga akhir ayat kita. Di sela-sela acara pembagian sertfikat. (Nurbowo)