SOLO, (Panjimas.com) – Sekali lagi kita dihadapkan pada wujud nyata penindasan. Perjuangan ribuan mahasiswa yang tergabung dalam barisan aksi 3 Tahun Jokowi-JK Aliansi BEM Seluruh Indonesia berujung pada pembungkaman. Tak kurang dari itu, beberapa diantaranya mendapat perlakuan represif dengan dituduh telah melakukan tindak pidana.
Tepat pada hari ini, berdasarkan surat panggilan yang bernomor S.Plg/11738/x/2017/Ditreskrimum dan S.Plg/11739/x/2017/Ditreskrimum yang dikeluarkan oleh Polda Metro Jaya menyatakan bahwa saudara kita Wildan Wahyu Nugroho selaku Koordinator Pusat BEM Seluruh Indonesia resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Metro Jaya Jakarta.
“Status tersangka juga ditetapkan kepada Panji Laksono selaku Presiden Mahasiswa IPB sekaligus Koordinator Isu Agraria BEM Seluruh Indonesia. Kepada seluruh mahasiswa Indonesia, mereka telah berjuang kawan, disayat panas matahari, dihujam pentungan polisi, lebam wajahnya, dihantam sepatu tepat dikeningnya, dan sebegitu jahatnya dikau jikalau mengeroyok saudaramu sendiri atas perjuangan yang telah ia ikhtiarkan.” Ujar Addin Hanifa, Menko Eksternal BEM UNS Solo melalui releasenya. Senin, (23/10).
Kalaupun ada yang merasa kurang tepat caranya, kritisi substansi pemikiran yang kemudian menjadi alasan pergerakannya, bukan dengan menghakimi orangnya. Sekali lagi, mereka telah berjuang.
Sejarah mahasiswa adalah sejarah transaksi pikiran dan perkelahian pemikiran, bukan perkelahian tubir-tubiran. Laiknya apa yang terjadi dan membekas sebagai sejarah bangsa, kita dibentur-hantamkan oleh konflik horizontal dengan tujuan mereduksi kekuatan gerakan. Sehingga kita lalai atas kezaliman yang menimpa saudara kita sendiri.
“Sejarah kemerdekaan Indonesia adalah sejarah terjalinnya simpul-simpul perjuangan dalam persatuan. Kami tetap berdiri pada khittah perjuangan untuk senantiasa membersamai kaum-kaum yang ditindas dalam memperjuangkan keadilan.” tambahnya.
Pernyataan ini adalah bentuk dukungan moril kepada kawan perjuangan kami yang namanya tertulis di atas dan tak luput dari setiap doa-doa perjuangan. Semoga Tuhan menguatkan bahumu kawan. Kebenaran terlebih perjuangan demi tegaknya kebenaran dan keadilan memang berharga mahal.
Sekali lagi kami menegaskan bahwa kita telah dibentur-hantamkan dalam konflik horizontal. Melalui tulisan ini kami mengajak segenap mahasiswa Indonesia agar senantiasa merapatkan barisan demi perlawanan yang jauh lebih kuat dan besar. Bagaimana mungkin kita berdiam diri melihat penindasan yang teramat nyata pada saudara kita. Bagaimana mungkin kita hanya berpangku tangan atas ditetapkannya dua rekan perjuangan kita yang telah berjuang menyerukan pada tegaknya keadilan. [RN]