SOLO (Panjimas.com) – Tubuh kekar, tampang sangar, gambar tatto menghiasi muka, lengan dan kaki, dan mungkin masih banyak lagi dibalik bajunya. Orang sudah menyangka mereka pasti preman.
Terlihat berduyun-duyun, orang bertatto itu ke lokasi berkumpulnya Lembaga Dakwah Masyarakat dan Pengabdian Mahasiswa (LDM PM) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) bersama Medis Dan Aksi Kemanusiaan (Me-Dan) di sudut kampung Sewu, Jebres, Solo, Ahad (22/10/2017).
Mereka bukan hendak mengobrak-abrik acara Bakti Sosial yang sedang digelar. Justru mereka menyerahkan dirinya untuk “dihajar” dengan jarum-jarum bekam anak-anak Me-Dan.
Kampung Sewu memang terkenal padat penduduk, bahkan sudah tenar jika disana banyak preman jalanan, preman pasar dan preman kampung. Ditambah upaya kristenisasi yang gencar sebab rata-rata ekonomi masyarakat yang lemah, menjadi lahan dakwah umat Islam yang haus amal sholeh. 300 Kepala Keluarga (KK) di kampung tersebut, yang beragama Islam tinggal 25 KK.
Dibantu relawan Al Fath, komunitas dakwah arus bawah, Me-Dan berhasil “menghajar” tubuh-tubuh bertatto sebanyak 40 an orang. Sambil meringis menahan perih, para mantan preman itu merelakan darahnya keluar demi kesehatan dan sunah Nabi.
Ketua Me-Dan Solo, Nahar Ramzi mengatakan aksi sosialnya sengaja bersinergi bersama Mahasiswa UMS. Dia mengaku kaget peserta bekam dari para mantan preman bertatto.
“Alhamdulillah Me-Dan bisa membantu dan beramal sholeh menerapkan sunah Nabi. Kaget juga peserta yang ikut bekam ternyata mantan preman, tubuh penuh tatto. Tetapi mereka sudah sadar dan kembali ke jalan yang benar,” katanya.
Kegiatan bakti sosial tersebut juga memberikan sembako gratis bagi warga setempat dan pakaian gratis. Me-Dan berharap aksi sosialnya bisa berlanjut sebagai lahan dakwah masyarakat. [SY]