MANILA, (Panjimas.com) – Tes DNA dilakukan pemerintah AS baru-baru ini mengkonfirmasi bahwa salah satu jasad yang ditemukan dari kota Marawi di Filipina Selatan adalah Isnilon Hapilon, yang kepalanya dihargai hadiah $5 juta dollar, Ia termasuk dalam daftar buronan FBI yang paling dicari.
Seorang pejabat Militer Filipina pada hari Jumat (20/10) mengungkapkan bahwa sampel DNA dikirim ke FBI setelah pihaknya mengumumkan kematian pemimpin kelompok Abu Sayyaf Isnilon Hapilon dan Omar Maute, salah satu pemimpin kelompok Maute yang terafiliasi Islamic State (IS) pada hari Senin (16/10) lalu di Marawi.
“Biro Investigasi Federal AS telah mengkonfirmasi bahwa sampel DNA yang diambil dari jasad yang ditemukan oleh unit operasi kami di Marawi cocok dengan Isnilon Hapilon,” demikian pernyataan Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana seperti dikutip oleh ABS-CBN News, Sabtu (21/10).
Presiden Filipina Rodrigo Duterte menghargai kepala Isnilon Hapilon senilai PHP10 juta peso (lebih dari $194.000 dollar) dan PHP5 juta peso (sekitar $ 97.000 dollar) bagi Omar Maute, masing-masing awal tahun ini.
“Proses verifikasi juga sedang dilakukan pada mayat para teroris lain yang telah pulih sejauh ini,” pungkas Lorenzana.
Pertempuran sengit telah berlangsung lama di kota Islam Marawi selama hampir 5 bulan. Pertempuran meletus pada tanggal 23 Mei, menyusul gagalnya penangkapan Hapilon, orang yang paling dicari di AS dengan hadiah $5 juta dollar atas penangkapannya, karena dugaan keterlibatannya dalam penculikan Dos Palmas tahun 2000 terhadap 17 warga Filipina dan 3 warga Amerika Serikat, dikutip dari Anadolu.
Lebih dari 1.000 jiwa termasuk tentara, warga sipil, polisi dan sebagian besar gerilyawan Maute terbunuh dalam konflik tersebut.
Operasi pengepungan dan pertempuran kota yang berlangsung hampir 5 bulan lamanya itu mengakibatkan kota Marawi menjadi reruntuhan, dengan banyak bangunan-bangunan, Masjid-Masjid hancur dan penuh dengan peluru-peluru serta pecahan-pecahan logam besi sisa ledakan ‘shrapnel’ (serpihan logam mematikan).
Presiden Filipina Rodrigo Duterte juga menawarkan hadiah senilai PHP 10 juta peso Filipina dan PHP 5 juta peso Filipina atas masing-masing kepala, Isnilon Hapilon dan pemimpin Maute Omar Khayyam, awal tahun ini.
Operasi pembalasan kelompok Abu Sayyaf dan Maute tersebut juga telah lama direncanakan dalam upaya untuk mewujudkan Kekhalifahan Islamic State (IS) di Asia Tenggara.
Pertempuran di Marawi mendorong Duterte untuk menempatkan semua wilayah Pulau Mindanao di Filipina Selatan di bawah kebijakan darurat militer yang belum akan berakhir sampai akhir tahun ini.[IZ]