JAKARTA, (Panjimas.com) – Pernyataan Gubernur Jakarta terpilih Anies Baswedan tentang kata “pribumi” membuat gerah sebagian besar lawan-lawan politiknya. Meski sebenarnya jika dilihat dari isi pidato keseluruhan tak ada sedikitpun permasalahan.
Akademisi Universitas Ibnu Chaldun Jakarta memberikan pendapatnya terkait hal tersebut.
“Pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengenai pribumi “saatnya menjadi tuan di negeri sendiri” sejatinya diberi apresiasi, karena yang dikemukakan merupakan fakta sosiologis yang tidak terbantahkan. Bahwa kelompok mayoritas dari bangsa Indonesia semakin lama semakin termarjinalisasi dalam ekonomi.” Ujar Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta , Musni Umar.
Mereka yang memperjuangkan terwujudnya keadilan bagi kelompok mayoritas yang termarjinalisai, tidak boleh dianggap mau memecah belah bangsa dan negara, apalagi menuduh rasialis. Justru mereka ingin bangsa ini tetap kukuh dalam pesatuan dan kesatuan, karena jika dibiarkan ketidakadilan merajalela bisa membahayakan keselamatan bangsa dan NKRI.
Musni Umar menambahkan, isu pribumi yang dikemukakan Gubernur DKI yang sejak Orde Baru ditabukan untuk diperbincangkan ke publik karena dianggap “SARA”, baik untuk bangsa ini karena menutupi ketidakadilan ekonomi yang sejak zaman penjajahan telah terjadi, merugikan bangsa dan NKRI karena cepat atau lambat akan lahir perlawanan dari rakyat.
“Kami yakin dan percaya yang dikemukakan Gubernur DKI tentang pribumi adalah jalan terbaik untuk menyadarkan seluruh bangsa Indonesia supaya keadilan ekonomi ditegakkan bagi seluruh rakyat Indonesia sesuai sila kelima dari Pancasila.” Tambahnya.
Lanjut Musni Umar, dalam demokrasi pasti ada yang tidak setuju dengan pernyataan Gubernur DKI Jakarta tersebut, tetapi kami para akademisi Universitas Ibnu Chaldun yang pada hari Selasa (17/10) mengadakan rapat, sepakat mendukung pernyataan Gubernur DKI Jakarta dan berharap diwujudkan di DKI Jakarta. [RN]