SANAA, (Panjimas.com) – Seorang Komandan Senior Pasukan “Hezam al-Amni” (Security Belt) yang disokong Uni Emirat Arab (UEA) di Yaman terbunuh dalam serangan bom mobil Rabu (18/10) di Provinsi Abyan, Yaman Selatan, menurut seorang sumber lokal yang berbicara dengan Anadolu Ajensi.
Pasukan “Hezam al-Amni” (Security Belt) Yaman didirikan pada tahun 2015 dengan berdasarkan keputusan yang dikeluarkan oleh Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi, yang saat ini memimpin pemerintahan Yaman yang diakui secara internasional.
Didukung oleh Uni Emirat Arab (UEA), pasukan “Hezam al-Amni” sekarang ditempatkan di dalam dan di sekitar wilayah Provinsi Aden Yaman Selatan, di mana pemerintah mengelola modal kepemimpinan interimnya di ibukota provinsi tersebut.
Sumber lokal yang berbicara secara anonim itu mengatakan bahwa Letnan Kolonel Ayad bin Suhail al-Yafei, Komandan Pasukan yang didukung UEA, “terbunuh hari ini [Rabu] oleh sebuah alat peledak yang ditanam di kendaraannya” .
Sumber yang sama mengatakan bahwa insiden tersebut, juga menyebabkan 3 pengawal Letkol. Ayad bin Suhail al-Yafei luka-luka.
Insiden serangan bom mobil itu terjadi di kota Moudiya di Provinsi Abyan.
Bulan lalu, pasukan yang loyal kepada Presiden Hadi, berkoordinasi dengan koalisi militer pimpinan-Saudi (termasuk UEA), menguasai kota Moudiya, yang sampai sekarang dianggap sebagai Benteng Al-Qaeda.
Yaman yang kini menjadi negara miskin, tetap berada dalam keadaan kacau sejak tahun 2014, ketika milisi Syiah Houthi dan sekutunya menguasai ibukota Sanaa dan bagian-bagian lain negara ini.
Sejak Maret 2015, koalisi internasional yang dipimpin Saudi telah memerangi pemberontak Syiah Houthi yang disokong rezim Iran dan pasukan-pasukan yang setia kepada mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, Arab Saudi dan sekutu-sekutu negara Muslim Sunni meluncurkan kampanye militer besar-besaran yang bertujuan untuk mengembalikan kekuasaan yang diakui secara internasional dibawah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Arab Saudi dan para sekutunya melihat milisi Houthi sebagai proxy kekuatan Iran di dunia Arab. Koalisi militer Arab yang dipimpin oleh Saudi di Yaman terdiri dari Koalisi 10 negara yakni Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, Yordania, Mesir, Maroko, Sudan, dan Pakistan.
Sejumlah organisasi hak asasi manusia telah menuding Kerajaan Saudi terlibat kejahatan perang sebagai akibat dari kampanye pengebomannya yang dapat dianggap sembarangan dan menyebabkan kerusakan berlebihan pada negara tersebut termasuk jumlah korban tewas yang cukup tinggi.
Menurut pejabat PBB, lebih dari 10.000 warga Yaman telah tewas akibat konflik berkepanjangan ini, sementara itu lebih dari 11 persen dari jumlah penduduk negara itu terpaksa mengungsi, sebagai akibat langsung dari pertempuran yang tak kunjung usai. Untuk diketahui, lebih dari setengah total korban adalah warga sipil. sementara 3 juta lainnya diperkirakan terpaksa mengungsi, di tengah penyebaran malnutrisi dan penyakit.[IZ]