BAGDAD, (Panjimas.com) – Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi Selasa (17/10) menyatakan dirinya menolak gagasan perang sipil di Irak di tengah meningkatnya ketegangan antara Baghdad dan Pemerintah Daerah Kurdi, Kurdish Regional Government (KRG).
“Saya tidak akan membiarkan Irak menjadi korban perang saudara,” pungkas al-Abadi dalam pernyataan resminya, dilansir dari Anadolu.
“Seperti yang telah saya katakan berulang kali, sebuah administrasi federal harus diterapkan di seluruh negeri,” imbuhnya.
Perdana Menteri Irak itu kemudian memperingatkan terhadap apa yang dia sebut sebagai “tindakan provokatif” di sebagian wilayah negara yang disengketakan, seperti KRG.
“Pembakaran bendera [Irak] adalah tindakan provokatif,” ujarnya, sembari menambahkan: “Warga Kirkuk tidak boleh dilukai.”
Ketegangan terus meningkat antara Baghdad dan KRG yang berbasis di Erbil sejak 25 September lalu, ketika warga Irak yamg tinggal di daerah yang dikuasai KRG – dan di wilayah yang disengketakan, termasuk Kirkuk – melakukan fererendum pemungutan suara untuk mendeklarasikan kemerdekaan atau tetap menjadi bagian dari Irak.
“Referendum KRG sekarang ada di masa lalu,” tegas al-Abadi pada hari Selasa (17/10).
“Bendera Irak milik semua warga Irak; itu harus dikibarkan di seluruh negeri”, pungkasnya.
Setelah mengerahkan pasukan akhir pekan ini ke bagian-bagian wilayah yang disengketakan di negara tersebut, pejabat Irak mengumumkan pada hari Senin (16/10) bahwa ladang minyak Kirkuk sekarang ini masih di bawah kendali pemerintah pusat Irak.
Setelah serangan gencar kelompok Islamic State (IS) di Irak Utara dan Barat, pasukan yang loyal kepada KRG kemudian menguasai daerah-daerah yang disengketakan di Provinsi Kirkuk, Niniwe, Diyala dan Saladin.
Referendum ilegal bulan lalu menghadapi tentangan keras dari sebagian besar aktor regional dan internasional (termasuk A.S., Turki dan Iran), yang telah memperingatkan bahwa jajak pendapat tersebut akan mengalihkan perhatian dari perang Irak melawan terorisme dan selanjutnya kembali membuat kawasan menjadi tidak stabil.[IZ]