ISTANBUL, (Panjimas.com) – Pasca rekonsiliasi politik Hamas-Fatah di Kairo, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu segera menghubungi Kepala Biro Politik Hamas Ismael Haniyeh melalui sambungan telepon Jumat malam (13/10).
Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Turki menyatakan Menlu Melvut Cavusoglu telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki dan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh.
Cavosoglu mengatakan bahwa “Kami berbagi kebahagiaan yang besar dan merasa bangga karena melihat saudara laki-laki / perempuan Palestina saling berpelukan.”
Dia menegaskan kembali dukungan Turki, sebagai Ketua Organisasi Kerjasama Islam (OKI) saat ini.
“Saya telah menekankan pentingnya melanjutkan proses seperti apa adanya, tanpa membuang waktu dan [mendesak mereka untuk] mencapai sebuah kesimpulan”, pungkasnya dilansir dari Anadolu.
Cavusoglu juga mengatakan “rekonsiliasi di Palestina diperlukan untuk “membela hak-hak rakyat Palestina di platform internasional”.
Pada hari Kamis (12/10), Hamas dan Fatah menandatangani kesepakatan rekonsiliasi penting di ibukota Mesir, Kairo, yang bertujuan untuk mengakhiri 10 tahun perpecahan politik mendalam antar kedua faksi terbesar Palestina itu.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, pemerintah persatuan Palestina yang berbasis di Ramallah akan mengemban tanggung jawab politik dan administratif di wilayah Jalur Gaza selambat-lambatnya 1 Desember mendatang.
Dan pada 1 Desember, pejabat Hamas dan Fatah akan bertemu lagi di Kairo untuk menilai pelaksanaan kesepakatan tersebut.
Tepi Barat dan Jalur Gaza sebelumnya terbagi secara politis dan administratif sejak tahun 2007, ketika Hamas merebut kendali wilayah Jalur Gaza dari Fatah setelah beberapa hari pertempuran jalanan, pasca kemenagan dalam pemilihan umum.
Kendali Hamas terhadap Gaza pada tahun 2007 mengakhiri pemerintahan persatuan sebelumnya – pemerintahan yang berumur pendek, didirikan setelah Hamas men menyapu bersih suara dalam pemilu legislatif Palestina 2006.[IZ]