SUKOHARJO (Panjimas.com) – Konsultan Keluarga, Ustadz Tri Asmoro menanggapi maraknya perilaku LGBT (Lebian, Gay, Biseksual dan Transgender) dan munculnya fenomena pesta sek penyuka sesama jenis akibat kurang tanggapnya keluarga membenahi rumah tangganya.
Dunia LGBT menurutnya tidak berpikir menanggung beban hidup dan tanggung jawab keluarga. Ustadz Tri meyakini pelaku LGBT yang akhir-akhir ini marak melakukan pesta zina sesama jenis hanya mencari kenikmatan sesaat.
“Mereka keyakinan akhirat lemah, makanya kesenangan hidupnya untuk sekarang. Kesenangan hidup yang tinggi salah satunya masalah seksual, sehingga pelaku LGBT mereka tidak ingin berpikir punya anak, kemudian menghidupi sehingga berpikirnya hanya mencari kenikmatan,” katanya di Tanjung Anom, Grogol, Sukoharjo, Ahad (15/10/2017).
Ketika akses konten porno mudah, kontrol masyarakat lemah dan aqidahnya lemah, kata Ustadz Tri menjadikan orang yang secara instan mencari kenikmatan akan mudah melakukan praktek LGBT. Sehingga ditemukannya pesta sek sesama jenis di hotel-hotel mewah sedang masyarakat justru menganggap hal wajar akan terus berkembang praktek kemaksiatan tersebut.
“Saya pernah mendapatkan teman yang berkonsultasi kepada saya bahwa berhubungan dengan istri, itu malah lebih nikmat jika berhubungan dengan LGBT. Karena murni mencari kenikmatan. Sementara dalam kehidupan orang mukmin, sex itu hanya sebagian kecil dari hidup. Ada aqidah, ada perjuangan, ada ibadah, ada moral, nah begitu,” paparnya.
Jika masyarakat sadar dengan praktek kemasiatan yang menjijikkan semacam LGBT tersebut dan segera mengambil tindakan tegas, menurut Ustadz Tri dapat dicegah.
“Ujungnya mereka itu orang yang tidak dididik dengan baik dalam hal aqidah oleh keluarga. Kalau masyarakat menganggap biasa itu akan mudah berkembang. Semua persoalan itu kembali kepada keluarga, jika ada yang tidak baik segera benahi keluarga,” pungkasnya. [SY]