JAKARTA, (Panjimas.com) – Usia 9 tahun adalah perjalanan panjang bagi Ar-Rahman Qur’anic Learning (AQL) Islamic Center untuk mengokohkan diri sebagai pilar dakwah di Indonesia.
Dimulai dari gerakan Tadabbur al-Qur’an secara nasional, kini AQL sudah merambah berbagai lini dakwah strategis keummatan seperti bidang pendidikan, pemersatu ummat dan ormas, kaderisasi, serta dakwah ekonomi, sosial dan politik. Semuanya bermuara dari gerakan peradaban al-Qur’an menuju kebangkitan Islam dari bumi nusantara untuk dunia. Karenanya, tema Milad AQL Islamic Center memasuki usianya yang kesembilan adalah Menyambut Fajar di Ufuk Indonesia.
“Mari menyambut fajar di ufuk Indonesia. Semburat cahayanya merobek kegelapan. Cahayanya menyiratkan harapan dalam menyongsong masa depan. Fajar Islam adalah fajar kedamaian yang telah muncul sebagai titah ilahiyah. Kita harus bangun di waktu fajar menyambut keberkahan, dan untuk Indonesia kita bekerja sejak fajar menyingsing. Dari fajar kita melangkah menuju cahaya, yaitu cahaya kebahagiaan. Inilah momentum meninggalkan kegelisahan dan ketakutan, mari rebut segala kebaikan. Dari ufuk Indonesia fajar itu menyingsing untuk dunia yang membawa kesejahteraan, rasa aman, dan perdamaian. Mari kita sambut fajar di ufuk Indonesia,” demikian pimpinan AQL Islamic Center KH Bachtiar Nasir mengajak umat Islam di Indonesia untuk sama-sama menghadiri Milad Kesembilan AQL pada hari Sabtu, 14 Oktober 2017 di Balai Sarbini, Jakarta.
Sebuah acara Istimewa di bulan Muharram ini karena AQL Islamic Center akan menyuguhkan rangkaian acara yang tak biasa. Ada tadabbur spesial dari KH Bachtiar Nasir disertai penampilan parade tilawah, teaterikal, serta pembacaan puisi oleh Bapak Taufik Ismail. Ikut meramaikan acara ini, artis-artis tersohor seperti Arie Untung, Fenita Jayanti, Andi Arsyil, Helvy Tiana Rosa, dan Dwiki Darmawan.
Yang paling ditunggu pada acara ini tak lain adalah launching 9 program dan produk AQL Islamic Center. Momentum ini juga dihadiri majelis ulama dan tokoh bersama umat dan jamaah untuk menapaktilasi perjalanan dakwah AQL Islamic Center.
Bobot dan tujuan Milad AQL dengan tema Fajar di Ufuk Indonesia ini sangat kuat membawa nuansa perjuangan kebenaran dan keadilan, dan juga perlawanan terhadap ketidakadilan. Meski begitu, kemasannya berbeda dari aksi-aksi umat Islam belakangan ini khususnya terkait Aksi Bela Islam 212. Kali ini, AQL tampil dengan wajah Islam yang modern di Balai Sarbini.
Ini merupakan dakwah kultural AQL melalui pendekatan entertainment. Dari temanya, fajar adalah kebangkitan semangat untuk berislam di tengah kondisi bangsa yang berada di persimpangan pertarungan ideologi barat berbasis kapitalisme dan sosialisme-komunisme di timur. Umat Islam Indonesia harus menjadi problem solver atas pertarungan tersebut sebagai ummatan wasathan, yaitu umat yang membawa pesan kedamaian, keamanan, persatuan, dan kesatuan, tanpa perang.
Aksi melawan komunisme dan kapitalisme sesungguhnya sudah lama dan kita sudah lama menikam umat Islam dari belakang.
Bangsa Indonesia yang matoritas umat Islam harus mengambil peran untuk mempertahankan ideologi bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila. Umat Islam Indonesia berkewajiban menjadi benteng terdepan dan terakhir untuk melindungi ideologi bangsa yang berketuhanan Yang Maha Esa. Mempertahankan kedaualatan ideologi menjadi keniscayaan di mana selama ini sistem kapitalisme telah menenggelamkan bangsa ini pada ideologi materi.
Milad AQL 1 Muharram yang digelar 14 Oktober 2017 ini dalam rangka mengokohkan jati diri bangsa agar Indonesia tak terjerumus terus menerus oleh sistem kapitalis dan komunisme. Saat ini, blok baru komunisme kembali menguat setelah sekian lama kita menjadikan barat sebagai kiblat melalui sistem kapitalismenya. Salah satu implikasinya adalah demokrasi liberal saat ini telah meruntuhkan dasar-dasar tauhid dalam memilih kepemimpinan.
Melalui momentum Fajar di Ufuk Indonesia ini, AQL Islamic Center kembali mengingatkan model kepemimpinan Nabi Ibrahim AS sebagai pemimpin peradaban dunia yang berorientasi pada bangkitnya peradaban mulia. Disinilah Islam sebagai sumber peradaban harus muncul sebagai penengah atas benturan ideologi kapitalisme dan sosialisme-komunisme.
Jika pertarungan kapitalisme barat dan sosialisme-komunisme di timur tidak ditengahi oleh Islam yang ummatan wasathan, maka dunia akan berada dalam kekakacauan. Bangsa Indonesia sebagai bangsa mayoritas muslim tidak bisa diam dengan berbagai kekuatan yang dimilikinya.
Acara ini didukung beberapa komunitas diantaranya Apwa, Qgen, Yilead, Ashabul Kahfi, UMMI, Maidaturrahman, Sekolah Hafidz Quran, Tabung Infaq, Safariqu, Kokoh Keluarga Indonesia, AQL Islamic School, Sekolah Tinggi Ilmu Quran, Arrahman Quranic College, Spirit Of Aqsa,AQL Waris, Jakarta Sinergi, Tanggerang Sinergi, dan Aku Cinta Islam. Mari sambut fajar kebangkitan itu di ufuk Indonesia. [ES]