SOLO (Panjimas.com) – Sepanjang jalan di depan komplek Gedung Umat Islam Solo dikejutkan dengan pemasangan lampion yang ditengarai dari pihak kelurahan Jayengan, Serengan, Solo, Sabtu (14/10/2017).
Tokoh masyarakat Solo Mudrick Sangidoe yang kebetulan tinggal di wilayah setempat mempertanyakan pemasangan lampion tersebut kepada Walikota Solo, Fx Hadi Rudiyatmo dan Lurah Jayengan.
“Ya mas, kita kemarin protes ke Pak Rudi Walikota dan Lurah Jayengan,” katanya pada Panjimas, Ahad (15/10/2017).
Lebih lanjut, Mudrik mengatakan bahwa Senin depan akan ada rencana pihak Kelurahan Jayengan mengklarifikasi keberadaan Lampion tersebut.
“Ya ini meresahkan, masyarakat ya bertanya-tanya ada apa? Sebaiknya memang dicopot saja, ndak marai rame,” ucapnya.
Di kota Solo memang muncul beberapa wilayah yang mengubah ciri khas kota budaya Jawa bergeser ke budaya Cina. Seperti wilayah Balong, Kampung Sewu, terlebih mendekati hari raya Khonghuchu dan Imlek.
Nampaknya fenomena tersebut sudah mengikis budaya asli milik kota Solo. Bahkan di depan Balaikota Solo pada hari raya Imlek dipenuhi dengan Lampion dan pernak-perniknya. [SY]