LONDON, (Panjimas.com) – Kejahatan kebencian yang menargetkan Masjid-Masjid di Inggris dilaporkan meningkat 2 kali lipat dalam satu tahun terakhir, menurut hasil penyelidikan yang diumumkan Senin (09/10).
Data-data yang berasal dari Kepolisian-Kepolisian Inggris di seluruh negeri yang dukumpulkan oleh Asosiasi Pers Inggris menyebutkan bahwa polisi mencatat 110 kejahatan kebencian yang menargetkan Masjid antara bulan Maret dan Juli tahun ini saja, jumlah ini meningkat lebih dari 2 kali lipat dari periode yang sama tahun 2016 yakni, 47 kasus serangan Masjid.
Menurut data tersebut, kota Manchester di wilayah Inggris Utara mengalami salah satu kenaikan terbesar dari tahun ke tahun dalam hal serangan Masjid dengan 9 insiden serangan dari sebelumnya angka nol insiden.
Sementara itu, Masjid-Masjid di London ditargetkan pada periode yang sama sebanyak 17 kali dibanding tahun sebelumnya dengan jumlah serangan 8 kali, ini juga merupakan satu lonjakan tajam kasus Islamophobia lainnya.
Ancaman-ancaman, pelecehan dan contoh perilaku intimidasi melonjak lebih dari 3 kali lipat, dari 14 kejahatan di tahun 2016 meroket hingga 49 kasus pada 2017, berdasarkan data yang sama.
Kejahatan kebencian lainnya termasuk pelecehan rasis, ancaman untuk pengeboman Masjid, insiden perusakan jendela Masjid dan perusakan mobil-mobil jamaah yang diparkir sekitar Masjid, serta grafiti melecehkan Islam ataupun Muslim, serangan kekerasan terhadap jamaah Masjid, insiden pembakaran dan pelemparan babi di Masjid-Masjid kaum Muslimin, demikian menurut informasi yang dikumpulkan Asosiasi Pers Inggris mengacu pada data Kepolisian.
Fiyaz Mughal, pendiri “Tell MAMA”, organisasi yang mendokumentasikan insiden anti-Muslim di Inggris, mengatakan bahwa peningkatan serangan terhadap Masjid merupakan bagian dari gelombang kebangkitan serangan kebencian online yang kini telah menyebar luas ke jalanan.
Mughal mengatakan: “Peristiwa politik telah meningkatkan rasa percaya diri bagi sebagian populasi kita yang mungkin menahan pandangan [ekstremis] dan tidak menyuarakannya sebelumnya, namun merasa percaya diri dalam menyuarakannya selama beberapa tahun terakhir ini”, seperti dilansir Anadolu Ajensi.
“Apa yang terjadi dalam hal penargetan Masjid-Masjid juga sesuai dengan apa yang terjadi di tingkat jalanan terhadap Muslim,” imbuhnya.
“Apa yang terjadi di Masjid pada dasarnya merupakan cerminan masyarakat luas,” pungkasnya.
Dalam salah satu insiden terburuk yang menargetkan umat Islam tahun ini, Makram Ali, 51 tahun, tewas dalam serangan di Pusat Kesejahteraan Muslim Finsbury Park, (Finsbury Park Muslim Welfare Centre) pada bulan Juni lalu ketika seorang pelaku dengan mengendarai mobil, menabrak jamaah Shalat Tarawih pada Ramadhan lalu di Masjid Finsbury Park.
Darren Osborne, 47 tahun, merupakan pelaku yang mengendarai van tersebut dan menabrakkanyya ke jamaah Masjid di luar Islamic Center di London Utara.
Perdana Menteri Theresa May menggambarkan serangan tersebut sebagai peristiwa “memuakkan” dan “membahayakan serta merusak nilai-nilai dan cara hidup kami [warga Inggris]”.
Insiden Islamofobia di Inggris mengalami lonjakan tajam sejak serangan teror mematikan di Manchester dan London, menurut pejabat keamanan Inggris.[IZ]