KARANGASEM, (Panjimas.com) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat Bali melalui berbagain media. Salah satunya dialog interaktif melalui Televisi dan Radio di Posko Siaga Darurat Gunung Agung Tanah Ampo, pada Ahad (8/10). Hadir sebagai narasumber Dirjen IKP Kementerian Kominfo Niken Widiastuti, Deputi 1 BNPB Wisnu Widjaja, Dansatgas Gunung Agung Fierman Sjafrial, Kepala Bidang Mitigasi PVMBG I Gede Suantika.
Dalam dialog ini I Gede dari PVMBG menjelaskan mengenai kondisi terkini Gunung Agung, “Sampai hari ini status masih tetap Awas dan aktifitas di bawah permukaan masih bergejolak terus dengan intensitas masih tetap tinggi, dimana gempa-gempa vulkaniknya masih di level atas dan gempa tektonik masih tetap ada, tetapi berbeda dengan 2 minggu sebelumnya gempa tidak terasa sejak 4 hari yang lalu”.
I Gede menambahkan, “Perkembangan dari kawah Gunung Agung tadi malam cukup mengejutkan. Adanya kepulan asap sampai 1.500 meter, sebelumnya hanya 50 meter, hal ini disebabkan curah hujan selama 4 hari berturut-turut sebelumnya, sehingga adanya tambahan air yang masuk kedalam yang dikeluarkan kembali. Asap yang keluar sampai saat ini masih berupa uap air jadi belum ada kandungan gas-gas vulkanik Gunung Agung.”
Dansatgas Siaga Gunung Agung Letkol Fierman Sjahrial menjelaskan langkah-langkah yang sudah dilakukan dalam rangka penanganan siaga daurat Gunung Agung seperti mengevakuasi masyarakat yang berada di radius KRB serta mendirikan pos-pos pengamanan agar masyarakat tidak mendekati wilayah rawan bahaya.
“Personil kita terdiri dari TNI, POLRI, ASN dan masyarakat. Kami menggunakan masyarakat lokal untuk memberikan unsur edukasi, sehingga masyarakat tahu dan diajak berfikir bahwa itu demi keselamatan mereka. Selain itu kami mensosialisasikan konten yang bersifat pasif seperti pamflet, sehingga masyarakat bisa membaca apa saja yang dapat membahayakan mereka.” kata Fierman.
Deputi 1 BNPB menjelaskan tugas dan fungsi BNPB dalam siaga darurat ini adalah untuk melakukan pendampingan teknis, manajemen dan informasi dan selalu berpatokan pada informasi dari PVMBG. “Disini kami menganalisis resikonya, yang kita lakukan adalah mengetahui bersama bahwa status awas memiliki risiko yang sangat tinggi. Jika kondisi Awas tidak ada perubahan maka pernyataan siaga darurat dapat diperpanjang dan juga sebaliknya jika ada penurunan dari vulkanologi maka siaga darurat akan dihentikan. Dengan pernyataan siaga darurat, BNPB mendapatkan kemudahan akses untuk mengerahkan sumber daya baik dari daerah maupun nasional.” Jelas Wisnu
Wisnu menambahkan “Masyarakat harus bersabar dalam menghadapi ini, karena dibalik bencana ini ada berkah yang sangat besar, seperti jika terjadi erupsi, material yang dikeluarkan berupa pasir dapat dijual dan menjadi pendapatan bagi masyarakat dan pemerintah daerah. Jika kita melihat pengalaman dari erupsi Gunung Merapi masyarakat Yogyakarta dan Jawa Tengah dapat memanfaatkan pasir sebagai penghasilan untuk hidup bahkan berlebih”.
Sementara itu, Dirjen IKP Niken Widiastuti mengatakan bahwa Kementerian Kominfo mendukung siaga darurat dalam memberikan informasi-informasi, sosialisasi dan trauma healing kepada masyarakat. “Pertama Informasi yang kami sampaikan tentu informasi yang valid mengenai Gunung Agung, rekomendasi apa saja yang dapat dilakukan dan yang kedua adalah sosialisasi mengedukasi kepada masyarakat bagaimana mendapatkan informasi yang akurat, terpercaya dari sumber-sumber pemerintah karena banyak informasi yang mengandung hoax yang menyesatkan dan yang ketiga adalah membuat infografis yang diviralkan ke media-media cetak elektronik maupun media sosial sehingga dapat diakses masyarakat luas.” jelasnya.
Dialog interaktif ini berdurasi 1 jam dan disiarkan oleh TVRI dan Radio Bali. Diharapkan dengan dialog ini dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas dan masyarakat Bali dapat lebih paham mengenai waspada Gunung Agung serta langkah apa saja yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam siaga darurat ini. [ES]