JAKARTA (Panjimas.com) – Dalam waktu dekat ini, tepatnya 11 Oktober 2017, Masjid Amir Hamzah yang berlokasi di komplek Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, akan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.
Sebelumnya, tahun 2013, semasa Gubernur DKI Ahok, masjid itu dibongkar, rata dengan tanah. Akhirnya, terpaksa, jamaah harus shalat di basement, samping Planetarium Jakarta.
Disela-sela tasyakuran, Tri Aru Wiratno selaku Sekretaris masjid, menyatakan rasa syukurnya atas dibangunnya kembali Masjid Amir Hamzah. Namun, ia bersama sejumlah almamater Institut Kesenian Jakarta (IKJ) juga sekaligus kecewa, karena masjid pengganti yang kini dalam proses pembangunannya, tidak sesuai yang dijanjikan, yakni tidak lebih besar dan menampung banyak jamaah.
“Kami kaget saja, bangunannya lebih kecil dibanding masjid yang dahulu pernah dirobohkan. Padahal kami sudah bertemu dengan pihak UPT TIM, Pak Imam. Kami diberitahu, penyelesaian bangunan masjid pengganti akan selesai Oktober 2017 ini. Boleh dibilang kejar target, sebelum masa berakhir Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat,” kata Aru, yang juga dosen IKJ dan pendiri Mimazah generasi pertama.
Almamater IKJ sudah menyampaikan masukan kepada pihak UPT TIM, bahwa membangun masjid itu harus pakai dasar , indikator, dan perbandingannya. “Sejauh ini Pak Imam selalu Ketua UPT cukup kooperatif. Namun, kewenangan tetap ada Pemda DKI Jakarta,” kata Aru,
Perlu diketahui, Masjid Amir Hamzah yang baru memiliki luas bangunan 8 x 8 meter dengan ruas tanah + 900 meter persegi. Menurut Aru, ukuran masjid seperti itu menyerupai kantin. Jika sebelumnya, Masjid Amir Hamzah berada di basement, dekat Teater Kecil TIM, atau samping Planetarium Jakarta. Saat ini Masjid Amir Hamzah yang sedang dibangun berada di lokasi yang sangat strategis, tepatnya di pintu masuk TIM, dengan posisi sebelah kiri jalan.
Reaksi Almamater IKJ
Ketika ditanya, kenapa almamater IKJ tidak begitu reaksioner ketika melihat atau mendengar Masjid Amir Hamzah dibongkar oleh Gubernur DKI Ahok? Padahal berita itu sempat menjadi viral dan disesalkan banyak pihak.
Aru mengakui, mahasiswa dan almamater di IKJ memang sangat parsial. Kesadaran untuk berislamnya juga tidak begitu banyak. “Sebagian dari kami hanya memendam kecewa dan keprihatinan di dalam hati. Kami bergerak secara individual untuk bisa mempertahakan keberadaan masjid. Tapi posisi kami sangat lemah. Karena yang punya kewenangan adalah Pemprov DKI Jakarta.”
Aru yang ketika itu menjabat Pembantu Dekan mengatakan, pengurus masjid dan almamater IKJ dijanjikan untuk dibangun masjid penggantinya. Pihak UPT pun memberikan jaminan itu. Janji itu sempat molor selama tiga tahun, dengan alasan belum ada dana.
“Pembangunan masjid Amir Hamzah yang baru, bukanlah loby-loby pengurus pada Tim Anies-Sandi, tapi tuntutan kami kepada pihak UPT TIM, dalam hal ini Pak Imam. Ketika itu, kami ada delapan orang menghadap Pak Imam imam untuk menyampaikan aspirasi. Alhamdulillah, Pak Imam cukup kooperatif dan memiliki kepedulian.”
Satu hal, ketika rencana masjid akan dibangun, ada pihak-pihak tertentu (oknum DKJ) yang terusik dan tidak setuju adanya bangunan masjid di komplek TIM. Keberadaan masjid itu di area kesenian dan budaya pun dianggap menganggu. Terlebih, bangunan masjid berada di pintu masuk TIM.
Dengan kondisi masjid yang kecil, kemungkinan tidak akan cukup menampung jamaah Shalat Jumat. Kemudian, ada yang meminta, jika tidak cukup, sebaiknya shalat Jumat dipindahkan ke Basement, tempat Masjid Amir Hamzah pasca dibongkar.
Aru menyatakan tidak setuju, jika jamaah shalat Jumat dipindahkan kembali ke basement. Karena tempat itu sudah tidak berfungsi lagi sebagai masjid. “Bagaimana pun kami sebagai pengurus masjid, tetap mensyukuri pengganti masjid yang dibongkar. Kami terima saja dulu. Jika nantinya jumlah jamaah semakin berkembang, bukan tidak mungkin akan ada perluasan bangunan. Yang penting, kita makmurkam masjid ini,” ungkap Aru senang.
Berikut puisi salah seorang Alumni IKJ jurusan Teater, Romaini yang dibacakan saat tasyakuran di Masjid Amir Hamzah, Sabtu (7/10) sore. Puisi itu dibuat di Bogor, Jumat 5 Februari 2016 yang lalu.
Pemimpin Baru
Masjid Balaikota
Ibarat wanita cantik
Banyak pria yang tergoda
Apalagi tinggal di Balaikota
Mendadak 3 bulan jadi
Mewah sekali
Menjelma putri Raja
Ah…Sudahlah!
Masjid Amir Hamzah
Seperti istri yang tidak tersentuh
Sejak malam pertama sampai sekarang
Dicerai….
Lalu dibuang ke bawah tanah oleh pemimpin durjana
Diruang lembab sekuat tenaga menyembuhkan luka
Mematung…membisu tanpa kata
Sesekali terdengar rintihan doa
Berharap malaikat yang datang
Atau monster pinokio pemakan segalanya
Entah pada hari apa, masjid Amir Hamzah
akan didandani sedemikian rupa
Lalu ditarik paksa ke tempat pelacuran
Jadi ajang taruhan dimeja perjudian
Ia menjerit ketakutan
Dalam sekejap diperkosa bergantian oleh anjing-anjing serigala berbulu domba berhidung belang
Auuu….
Tidaaak…!
Itu tidak boleh terjadi!
Tolong…tolong…toloooong
Selamatkan kehormatannya
Selamatkan kesuciannya
Tolong jaga dia
Jaga kemurnian cintaNya
Yaa… Robbana
Pertemukanlah dengan pemimpin pengganti
Pemimpin yang taat pada Ilahi Robbi
Lisan berzikir
Hati berzikir
Pemimpin berakhlak mulia buah dari zikir
Sehingga alam semesta ikut berzikir
Auuu… lolongan anjing ditengah malam
Auuu…Anjing-anjing itu melonglong memekikkan telinga
Auuu… mereka mengendus – ngendus dan menyusup ke bawah tanah
Auuu… mereka lari terbirit -birit melapor pada Tuannya
La hawla wala quwwata Illah billah 3 x
Tolong carikan pemimpin baru untuk Masjid Amir Hamzah
Pemimpin baru untuk Jakarta
Pemimpin baru untuk Indonesia
Pemimpin baru yang mengucapkan dua kalimat syahadat
Bergetarlah seluruh jagat Raya
(desastian)