RAMALLAH, (Panjimas.com) – Tiga pemimpin Hamas dari Tepi Barat turut berpartisipasi dalam perundingan rekonsiliasi pekan depan antara faksi-faksi Palestina di Mesir, demikian menurut pernyataan seorang Pemimpin Senior Hamas.
“Hamas akan mengirim tiga pemimpinnya dari Tepi Barat untuk bergabung dalam dialog di Kairo pada hari Selasa (10/10),” ujar Hasan Yousef saat berbicara dengan Anadolu Agency, Ahad (08/10).
Yousef, bagaimanapun, mengatakan bahwa partisipasi mereka akan “tergantung pada Israel yang mengizinkan mereka untuk melakukan perjalanan”.
Israel mengendalikan semua jalur penyeberangan di Tepi Barat Palestina.
Yousef mengatakan bahwa Mesir berusaha meyakinkan pihak berwenang Israel untuk mengizinkan ketiga pemimpin Hamas tersebut meninggalkan wilayah Tepi Barat ke Kairo untuk menghadiri perundingan rekonsiliasi nasional faksi internal Palestina.
Namun, Yousef menolak mengungkapkan nama ketiga pemimpin Hamas tersebut, dengan “alasan keamanan”.
Delegasi dari Hamas dan rivalnya kelompok Fatah dijadwalkan bertemu di Kairo pada hari Selasa (10/10) untuk membahas rekonsiliasi internal-Palestina dan mengizinkan pemerintah persatuan Tepi Barat untuk memikul tanggung jawabnya di Jalur Gaza.
Yousef mengatakan bahwa kehadiran delegasi Hamas dari Tepi Barat dalam pertemuan Kairo akan “memberi kontribusi positif untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum terselesaikan”.
“Perselisihan ini telah secara negatif mempengaruhi kebebasan-kebebasan di Tepi Barat dan Hamas ingin membuka dan mendiskusikan permasalahan ini,” pungkasnya.
Pekan lalu, Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah mengadakan pertemuan Kabinet pertamanya di Gaza sejak pemerintah persatuan dibentuk pada tahun 2014, dalam sebuah langkah besar menuju rekonsiliasi nasional Palestina.
Kairo saat ini memimpin upaya untuk menyelesaikan perpecahan politik satu dekade panjang antara gerakan Hamas yang berbasis di Gaza dan gerakan Fatah yang berbasis di Tepi Barat.
Tepi Barat dan Jalur Gaza telah terbagi secara politis dan administratif sejak 2007, ketika Hamas merebut kendali Jalur Gaza, dari Fatah setelah beberapa hari melakukan pertempuran jalanan. Pengambilalihan Gaza pada 2007 mengakhiri persatuan yang sebelumnya – pemerintahan itu dibentuk setelah Hamas menyapu bersih pemilihan legislatif Palestina 2006.[IZ]