JAKARTA, (Panjimas.com) – Menanggapi informasi berita di salah satu media sosial yang memberitakan tentang penyebutan nama inisial pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI terpilih (Anis-Sandiaga Uno) dengan merujuk nama inisial pasangan gubernur tersebut dengan sebutan nama se ekor binatang dalam bahasa daerah (Jawa) yakni hewan anjing (asu) dan ini merupakan salah satu bentuk ujaran kebencian.
Sehingga kemudian postingan tulisan dari media Seword.com itu jadi ramai dibicarakan orang dan menimbulkan polemik masalah di masyarakat khususnya di media sosial. Karena hal ini menyangkut ujaran kebencian yang bisa menyulut sensitivitas masyarakat dan menimbulkan keresahan di tengah tengah umat ini.
Untuk itu Panjimas mewancarai melalui sambungan telepon, KH. Masduki Baidhowi sebagai Ketua Bidang Kominfo (Komunikasi dan Informasi) dari Majelis Ulama Indonesia berkaitan masalah ini.
“Saya kira yang pertama itu adalah kita harus melakukan langkah cek and ricek (Tabayun) terhadap informasi yang ada itu. Sebab di dalam Islam memang kita diajarkan untuk mengecek kembali kebenaran informasi yang kita dapatkan atau Tabayun kalau dalam Islam.Sebab hal ini sangatlah penting disaat derasnya informasi berita yang masuk kepada kita setiap harinya,” ujar Masduki.
Berikutnya yang kedua menurut ketua Kominfo MUI ini adalah masyarakat haruslah memiliki literasi yang cukup dalam rangka membentengi arus informasi yang kuat menghajar aktivitas kehidupan kita setiap harinya. Sebab menurutnya hanya dengan literasi (sumber informasi yang terpercaya) cukup saja yang bisa ikut melindungi arus informasi yang datang kepada kita.
“Yang berikutnya adalah pentingnya setiap kita masing-masing, khususnya para jurnalis Islam yang ada untuk terus menerus mengkampanyekan dan mengedukasi masyarakat agar tidak mudah terpercaya begitu saja terhadap media media yang sering memberitakan berita bohong (hoax) dan penuh ujaran kebencian seperti yang dilakukan oleh media yang sedang ramai dibicarakan orang ini,” papar Masduki.
Masih menurut Kyai Masduki Baidowi, bahwa bukan hanya di zaman sekarang ini saja terjadi berita berita hoax yang membanjiri kehidupan masyarakat. Tetapi di masa dulu para sahabat sahabat Rasululloh pun terkena dampak berita hoax yang disampaikan kaum munafikin yang ada pada saat itu.
“Peristiwa itu dinamakan Hadithul Ifqi. Dimana para sahabat sahabat pihan banyak yang percaya pada berita bohong itu (hoax) dan terjadilah fitnah besar kaum muslimin saat itu dan itu karena turun ayat Al Quran saja dari Allah Swt maka selesailah fitnah yang terjadi. Maka kita belajar dari kisah tersebut untuk sama sama saling mengingatkan,” pungkasnya. [ES]