JAKARTA, (Panjimas.com) – Anggapan bahwa situs online Seword banyak menyebarkan berita hoax dan menebar kebencian nampaknya bukan lagi isapan jempol. Kebencian tersebut terlihat dari unggahan tulisan opini situs online Seword yang menyingkat pasangan Gubernur terpilih DKI Jakarta Anis-Sandiaga Uno dengan kata “ASU”.
Anggota Majelis Pustaka dan Informasi Muhammadiyah, Musthofa Nahrawardaya merasa pesimis bahwa polisi akan menindak.
“Gak usah dilaporkan. Media ini dah biasa kerjasama dengan istana, sangat mungkin polisi tidak berani menyentuhnya,” ujar Musthofa Nahrawardaya kepada Panjimas.com, Kamis (5/10/2017).
Lebih lanjut, ia mengatakan, biarkan seword hidup dengan kerja-kerja fitnah, masyarakat sudah faham apa yang terjadi dengan itu semua.
Mustofa Nahrawardaya yang juga aktivis muda Muhammadiyah mengimbau agar media sosial x untuk menyalin berita-berita fitnah seword sampai dengan tahun 2019. “Insya Allah pendana, pemelihara, pengelola, dan wartawannya akan menuai hasilnya,” imbuhnya.
Menurutnya, Pilkada DKI Jakarta telah memberi pelajaran berharga kepada siapapun yang ingin menang dengan menebar kebencian, menjual ayat-ayat agama dengan harga murah, main isu sentimen SARA, menista ulama dan Islam dan menonjolkan ancaman dan arogansi kekuasaan. “Maka mereka terbukti kalah.” pungkasnya. [DP]