JAKARTA, (Panjimas.com) – Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kamaruddin Amin menegaskan, perayaan Hari Santri 2017 ingin menunjukkan kepada Indonesia dan dunia Internasional bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan yang mempromosikan moderasi Islam.
“Jadi kita melakukan mainstreaming terhadap moderasi Islam. Jadi ajaran-ajaran Islam yang radikal-ekstrim itu dicounter di pesantren,” kata Kamaruddin di Kemenag RI, Jakarta Pusat, Rabu (4/9/2017).
Pesantren adalah tempat yang memberikan perhatian serius terhadap pendidikan yang moderat. “Pesantren itu tidak seperti itu (radikal) ya, pesantren itu moderasi, mainstreaming, menarik. Pesantren itu mengajarkan nasionalisme,” tuturnya.
Menrutnya, pesantren juga mengajarkan bagaimana menjadi warga negara yang baik, bagaimana menjadi muslim yang baik yang hidup di Indonesia ini. “Disamping memperkenalkan ajaran-ajaran agama yang toleran, moderat,” lanjutnya.
“Jadi momen ini menurut saya menjadi instrumen strategis untuk mempromosikan itu untuk menunjukkan kepada dunia bahwa inilah pesantren di Indonesia,” pungkasnya.
Seperti diketahui, beberapa rangkaian kegiatan yang akan diheIat oIeh Direktorat Pendidikan Diniyah Direktorat JenderaI Pendidikan Islam Kementerian Agama RI daIam memperingati Hari Santri Tahun 2017 diantaranya ialah Lomba Komik dan Kartun Strip, MaIam Pembacaan Puisi Hari Santri “Ketika Kiai-Nyai-Samri Berpuisi: Pesantren Tanpa Tanda Titik”, Santri Enterpereneur Competition, ShaIawat Kebangsaan dan Konfigurasi MOP Santri untuk Negeri, Pemecahan Rekor MURI Komik Santri Terpanjang (300 M), Upacara Bendera daIam Rangka Hari Santri, Santri Writer Summit, Pesantren Expo dan Musabaqah Qira’atiI Kutub (MQK) Nasional VI. [DP]