JAKARTA, (Panjimas.com) – Wajah pesantren saat ini sudah sangat jauh berbeda dari beberapa puluh tahun ke belakang. Sehingga bisa dikatakan bahwa pesantren saat ini adalah mewakili wajah moderniasi kebangkitan Islam di Indonesia di mata dunia.
Hal itu disampaikan langsung oleh Kamarudin Amin, Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kementeria Agama pada konferensi pers kegiatan Hari Santri Nasional 2017 yang diadakan di Kantor Kementerkan Agama, Lap.Banteng Jakarta Pusat, pada Rabu (4/10).
Dalam konperensi pers tersebut Kementerian Agama (Kemenag) direncanakan akan mengadakan kegiatan Hari Santri 2017 dengan menggelar sejumlah kegiatan kegiatan dan berbagai perlombaan. Peringatan Hari Santri Nasional yang sudah ketiga kalinya ini diadakan. Untuk tahun ini mengusung tema Wajah Pesantren, Wajah Indonesia.
Menurut Dirjen Pendis Kemenag, Kamarudin Amin mengatakan bahwa tema ini sengaja diusung untuk menegaskan kembali pentingnya peran santri atau pesantren dalam peran mengembangkan Islam di Indonesia serta merawat nilai nilai kebudayaan bangsa. Tiga pilar inilah yang terbukti mampu menyokong keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Tahun ini kita mengambil tema itu dengan maksud dan tujuan bahwa kita ingin menunjukan bahwa pesantren itu darahnya merah putih. Santri relegius yang nasionalis. Ini merupakan identitas santri yang sangat kuat dan modern,” ujar Kamaruddin
Menurutnya, di samping membekali ilmu agama (tafaquh fiddin), pesantren terbukti menjadi lembaga pengkaderan ulama yang berjiwa nasionalis yang tinggi. Tak hanya itu, pondok pesantren juga telah mampu menciptakan santri agar menjadi warga negara yang baik dengan menjunjung tinggi nilai-nilai keberagaman yang ada pada bangsa ini.
Para santri yang memiliki pemahaman akan kebangsaan ini sangat penting dalam rangka mengokohkan nilai-nilai persatuan yang ada.
“Jadi peran santri itu sangat penting akan identitasnya sebagai seorang muslim dan identitasnya sebagai warga negara,” kata Kamaruddin yang juga seorang Guru Besar UIN Alaudin Makassar ini.
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Ahmad Zayadi menambahkan, kegiatan rangkaian Hari Santri antara lain lomba komik dan kartun strip, malam pembacaan puisi santri “Ketika kiai-nyai-santri berpuisi: pesantren tanpa tanda titik”, santri enterpereuner competition dan salawat kebangsaan.
Selain itu, digelar pula konfigurasi mop santri untuk negeri, pemecahan rekor MURI komik santri terpanjang (300 meter), upacara bendera dalam rangka hari santri pada 22 Oktober, santri writer summit, pesantren ekspedisi dan lomba pembacaan kitab kuning (musabaqoh qiroatul kutub) atau MQK tinggkat nasional. [ES]