BOGOR (Panjimas.com) – Indonesia Halal Training and Education (IHATEC) selaku penyelenggara pelatihan yang diadakan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) kembali menggelar pelatihan halal bertaraf international, kali ini diselenggarakan di Novotel Bogor Golf & Convention Center, Bogor, Indonesia pada tanggal 3 – 5 Oktober 2017.
Kegiatan bertajuk, “Bogor International Training on Halal Assurance System” ini, diikuti oleh 63 peserta dari 48 perusahaan yang berasal dari 15 negara dan merupakan perwakilan dari 5 benua, Asia, Afrika, Amerika, Australia, Eropa.
Adapun negara-negara asal peserta,antara lain: Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, China, Thailand, Jepang, Australia, India, Nigeria, Vietnam, Amerika Serikat, Italia, Korea dan Taiwan.
Dalam sambutannya, Wakil Direktur LPPOM MUI, Ir. Muti Arintawati, M.Si., mengatakan bahwa pelatihan ini merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi dalam proses sertifikasi halal.
“Pelatihan Sistem Jaminan Halal (SJH) merupakan salah satu pelatihan yang disyaratkan bagi setiap perusahaan yang akan mengajukan dan telah memiliki sertifikat halal MUI. Melalui pelatihan SJH, para peserta diharapkan dapat mengerti dan mampu melaksanakan sistem yang dapat menjamin keseluruhan proses senantiasa sesuai dengan standar halal yang ditetapkan.”, lanjut Muti.
Hal senada juga disampaikan kepala IHATEC, Ir. Nurwahid, M.Si., dengan pelatihan ini akan diharapkan MUI dapat menggelorakan dan mengekspor konsep sistem jaminan halal ke seluruh negara .
“Dengan jumlah sebaran peserta yg meliputi 5 benua tersebut, diharapkan tujuan tersebut dapat tercapai”, lanjut Nurwahid.
Sementara itu, salah satu peserta pelatihan yang juga QA Manager Noodle, De United Food Industries, Ltd., Nigeria, Rohit Kedia, mengutarakan harapannya pada pelatihan SJH ini. Rohit mengatakan pelatihan ini menjadi dasar bagi perusahaan untuk selalu memberikan jaminan kehalalan dan keamanan bagi konsumen, khususnya di Nigeria.
“Di Nigeria, halal menjadi kebutuhan bagi seluruh masyarakat, meskipun penduduk hanya 55% yang beragama Islam, tapi kesadaran akan halal dirasakan pula oleh non muslim. Oleh karenanya, kami berkomitmen senantiasa menyediakan produk halal”, tandas Rohit. (desastian)