JAKARTA, (Panjimas.com) – Ketua Komite III DPD Fahira Idris menggelar nonton bareng (nobar) Film Pengkhianatan G30S/PKI di Rumah Aspirasi Fahira Idris di Bilangan Pasar Minggu, Jakarta, Sabtu Malam (30/9). Menurut Fahira, acara nobar ini untuk merawat ingatan bangsa akan bahayanya sebuah ideologi yang anti agama, anti pancasila, dan anti demokrasi yang pernah merongrong kedaulatan bangsa ini.
“Nobar ini hanya salah satu cara mengedukasi dan merawat ingatan bangsa. Jalur dan sarana edukasi serta advokasi akan kami kedepankan agar generasi muda bangsa ini paham apa itu PKI dan ideologi komunis serta kehancuran yang pernah mereka lakukan tidak hanya di Indonesia tetapi juga di banyak negara lain di dunia.” ujar Fahira disela-sela sosialisasi Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika di di Markas Komando Ormas Bang Japar, Wilayah Jakarta Pusat Sabtu (30/9). Selain nobar, acara ini juga akan diisi dengan diskusi yang rencananya akan mengundang Pangdam Jaya, Dandim Jakarta Selatan, Danramil, Camat dan Kapolsek Pasar Minggu.
Fahira menegaskan, Ormas Bang Japar yang dipimpinnya akan melawan dengan cara-cara beradab dan lewat koridor hukum jika ada pihak-pihak yang ingin memberi angin atau ruang bagi kebangkitan PKI atau wacana dan keinginan pihak-pihak yang ingin mencabut Ketetapan MPRS Nomor 25 Tahun 1966 tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI).
Menurut Fahira, seruan untuk terus mengingat peristiwa penculikan tujuh orang jenderal termasuk aksi-aksi kekerasan yang dilakukan PKI sejak 1948 bukan dimaksudkan agar bangsa ini terus memandang ke belakang. Namun, untuk merawat ingatan bangsa bahwa kita tidak boleh memberi ruang sedikitpun bagi ideologi komunis yang bukan hanya anti agama, anti pancasila, dan anti demokrasi, tetapi juga sudah terbukti membawa kesengsaraan bagi negara-negara pengangut ideologi tersebut.
“Tuduhan-tuduhan bahwa pemutaran kembali dan nobar Film Pengkhianatan G30S/PKI adalah tanda bangsa ini terpaku kepada masa lalu apalagi tudingan bahwa untuk menebar kebencian kepada anak cucu PKI sama sekali tidak berdasar dan sangat keliru. Masyarakat Indonesia sudah dewasa dan sudah tidak ada lagi diskriminasi bagi anak cucu PKI. Semuanya murni hanya untuk merawat ingatan bangsa,” tukas Ketua Komite III DPD ini.
Senator Jakarta ini menegaskan, sebagai ideologi komunis sampai kapanpun tidak akan pernah mati. Oleh karena itu, sikap selalu waspada harus terus dijaga terutama bagi para generasi muda yang akan melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini.
“Jangan sedikitpun lengah, terlebih bangsa ini pernah mengalami tragedi memilukan di mana PKI punya andil besar dalam tragedi tersebut. Jadikan sejarah sebagai cermin. Jadikan nilai-nilai agama dan pancasila sebagai landasan dalam bertindak. Dengan begitu tidak akan ada tempat bagi faham komunis di negeri ini,” pungkas Fahira. [RN]