SUKOHARJO (Panjimas.com) – Ketua Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS), Ustadz Dr Muinudinillah Basri MA mengatakan bahwa PKI (Partai Komunis Indonesia) dan Syiah bertentangan dengan Pancasila.
PKI atau Pengusung Komunis Ideologi dan Syiah tidak ikut memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Mereka ingin mencari hidup di Indonesia dengan memaksakan kehendaknya menguasai negara ini. Ustadz Muin saat mengisi kajian di Madegondo, Grogol, Sukoharjo, menegaskan bahwa Indonesia merdeka sebab perjuangan Ulama dan umat Islam.
“Orang komunis, orang kafir ngomong Indonesia bukan negara agama. Maka siapa-siapa yang berfikir agama, dia lawan. Saya katakan negara Indonesia negara tauhid, negara syariah sesuai dengan konstitusi,” terang dia, Ahad malam (1/10/2017).
Ustadz Muin meyakini bahwa umat Islam hingga hari kiamat akan setia menjaga keutuhan Negara Kesatuan Repunlik Indonesia (NKRI) dari upaya perebutan kekuasan dari negara asing dan aseng.
“Sebetulnya yang namanya pemberontak, penghianat yang memojokkan Islam dan kaum muslimin. Karena Islam sudah diakui konstitusi negara. Karena kaum muslimin sampai kiamat akan setia dengan bangsa ini, setia dengan NKRI, betul nggak?,” ujar dia.
Lebih lanjut, Ustadz Muin menyoroti kemunculan PKI dan dilegalkannya ajaran Syiah saat ini bukti negara Indonesia akan menjadi perebutan kelompok perusak Kebhinekaan. PKI dan Syiah menurut Ustadz Muin sangat jelas bertentangan dengan Pancasila.
“Perang ideologi sudah berhasil, Indonesia itu negara yang diamanah bukan dari komunis. Negara ini berdasar syariah, jadi siapa saja yang menentang negri ini menentang syariah adalah penghianat bangsa harus disingkirkan, karena bertentangan dengan Pancasila. Muncul PKI itu bertentangan dengan Ketuhanan Yang Maha Esa, muncul Syiah ha itu lawan daripada Persatuan Indonesia,” tuturnya. [SY]