JENEWA, (Panjimas.com) – Badan HAM PBB menegaskan bahwa di Yaman saat ini sedang berlangsung krisis kemanusiaan terbesar di dunia.
“Yaman hari ini, adalah krisis kemanusiaan terbesar di dunia, dimana hampir 70 persen penduduknya sangat membutuhkan bantuan, demikian pernyataan PBB, Kamis (28/09), mengutip laporan AA.
“7,3 juta jiwa berada di ambang kelaparan,” ungkap Kate Gilmore, Wakil Komisaris Tinggi untuk Hak Asasi Manusia PBB, saat berbicara dalam Sidang ke 36 Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa.
Gilmore mencatat bahwa dari total populasi Yaman yakni 27,4 juta orang, “18,8 juta saat ini membutuhkan bantuan kemanusiaan, termasuk 10,3 juta jiwa yang benar-benar dalam kondisi akut [darurat bantguan kemanusiaan]”.
Lebih dari 3 juta penduduk terpaksa meninggalkan rumah-rumah mereka dan, tercatat sebanyak 680.000 kasus kolera yang dicurigai telah diidentifikasi sejak April tahun ini, imbuh Gilmore.
“Bencana ini sepenuhnya disebabkan ‘manusia’. Pihak-pihak yang terlibat konflik, dan pendukung mereka, secara langsung bertanggung jawab atas kondisi mengerikan dan tidak manusiawi ini,” kata pejabat HAM PBB tersebut.
“Pemberlakuan operasi pengepungan, blokade dan pembatasan pergerakan yang mereka paksakan telah berdampak parah pada ketersediaan dan aksesibilitas barang dan layanan pendukung kehidupan kritis, termasuk bantuan kemanusiaan,” pungkasnya.
Yaman yang kini menjadi negara miskin, tetap berada dalam keadaan kacau sejak tahun 2014, ketika milisi Syiah Houthi dan sekutunya menguasai ibukota Sanaa dan bagian-bagian lain negara ini.
Sejak Maret 2015, koalisi internasional yang dipimpin Saudi telah memerangi pemberontak Syiah Houthi yang disokong rezim Iran dan pasukan-pasukan yang setia kepada mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, Arab Saudi dan sekutu-sekutu negara Muslim Sunni meluncurkan kampanye militer besar-besaran yang bertujuan untuk mengembalikan kekuasaan yang diakui secara internasional dibawah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Arab Saudi dan para sekutunya melihat milisi Houthi sebagai proxy kekuatan Iran di dunia Arab. Koalisi militer Arab yang dipimpin oleh Saudi di Yaman terdiri dari Koalisi 10 negara yakni Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, Yordania, Mesir, Maroko, Sudan, dan Pakistan.
Sejumlah organisasi hak asasi manusia telah menuding Kerajaan Saudi terlibat kejahatan perang sebagai akibat dari kampanye pengebomannya yang dapat dianggap sembarangan dan menyebabkan kerusakan berlebihan pada negara tersebut termasuk jumlah korban tewas yang cukup tinggi.
Menurut pejabat PBB, lebih dari 10.000 warga Yaman telah tewas akibat konflik berkepanjangan ini, sementara itu lebih dari 11 persen dari jumlah penduduk negara itu terpaksa mengungsi, sebagai akibat langsung dari pertempuran yang tak kunjung usai. Untuk diketahui, lebih dari setengah total korban adalah warga sipil. sementara 3 juta lainnya diperkirakan terpaksa mengungsi, di tengah penyebaran malnutrisi dan penyakit.[IZ]