SOLO (Panjimas.com) – Ketua Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) Ustadz Dr Muinudinillah Basri MA mengatakan bahwa nonton bareng (nonbar) film G30S PKI hal yang penting dilihat.
Disela menyaksikan film tersebut di lapangan Kota Barat, Solo, dia menegaskan bahwa umat Islam harus waspada dan menyamakan visi dan misi untuk menentukan sikap terhadap komunisme.
“Ini cukup penting, ketika data film yang valid akan berguna menyamakan persepsi. Kedepan akan berguna menyamakan visi dan misi menentukan sikap terhadap PKI. Bahwa komunis itu ada,” katanya pada Panjimas.com, Jumat (29/9/2017).
Sementara itu, Puluhan ormas Islam, Polisi lalulintas dan anggota TNI (Tentara Nasional Indonesia) berseragam tampak sibuk mengatur lalu lintas dan pengunjung yang ingin menyaksikan film G30S PKI.
Meski hujan mengguyur ditengah acara tersebut, penonton segera merapat ke 3 tribun dan 2 tenda TNI. Meski sebagian memilih pulang namun diperkirakan hampir seribu lebih peserta nonbar bertahan menyesaki tribun sebelah timur lapangan.
Letkol infantri, Cribiyanto Arimuti, Kasrem 074 Warastratama, Surakarta, berharap pemutaran film tersebut bisa barokah dan diambil pelajaran.
Sementara itu KH Amir SH pendiri pondok pesantren Al Mukmin Ngruki, pelaku sejarah tragedi PKI menyampaikan bahwa dirinya juga tak luput dari target pembunuhan PKI. Ia sempat diberitahu oleh Gerakan Wanita Indonesia (GERWANI) dirinya menjadi target pembunuhan PKI.
“Saya bersyukur masih selamat, tapi rumah saya dirusak. Dan teman-teman saya banyak dibunuh PKI,” tuturnya. [SY]