JAKARTA (Panjimas.com) – Meski tidak hadir dalam Aksi 299, Jum’at (29/9/2017) di depan Gedung DPR/MPR Jakarta, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab tetap menyampaikan pesan perjuangan untuk mujahid Islam Indonesia dari Kota Suci Mekkah al-Mukarrromah.
Dengan suaranya yang lantang, Habib Rizieq mengatakan, keikutsertaan dan kehadiran anda semua pada Aksi 299, merupakan bukti kecintaan, kepedulian anda pada urusan agama, bangsa dan negara. Juga merupakan bukti kesabaran dan istiqamah anda dalam memperjuangkan agama, bangsa dan negara serta menegakkan kalimat Allah yang Maha Tinggi.
“Segala pengorbanan dan kehadiran anda, menjadi penyebab turunnya rahmat dan kemenangan dari Allah Swt. Seperti janji Allah di dalam Al Qur’an, Jika kamu sekalian sungguh-sungguh membela agama Allah , niscaya Allah akan memenangkan kamu sekalian. Sesungguhnya pertolongan datang dari Allah, dan kemenanga sangat dekat, berilah kabar gembira untuk orang-orang yang beriman,” ungkap Habib.
Selanjutnya, Habib Rizieq menyampaikan sikap umat Islam dan agenda besar Aksi 299 kepada seluruh wakil rakyat yang ada di Gedung DPR. Habib menegaskan, umat Islam menolak Perppu Pembubaran Ormas, karena Perppu tersebut diterbitkan dengan tujuan membubarkan ormas-ormas apa saja yang tidak disukai rezim penguasa. Tentu ini sangat membahayakan kebebasan.
“Perppu tersebut, selain melanggar konstitusi dan HAM, juga mengibiri kebebasan, memberangus hak berserikat dan berkumpul, serta menghancurkan tatanan hukum yang ada. Perpu tersebut merupakan pintu gerbang kediktatoran, kesewenangan dan kezaliman penguasa,” tukas Habib.
Itulah sebabnya, DPR memiliki fungsi untuk mengawasi, mengontrol dan mengoreksi segala kebijakan pemerintah. “Apa yang dilakukan umat Islam menyampaikan aspirasinya sudah tepat dan konstitusinal. Karena itu, Perppu tersebut harus dicabut dan dibatalkan. DPR juga harus menutup pintu gerbang kediktatoran itu.”
Kemudian agenda kedua umat Islam dalam Aksi 299 adalah, menolak kebangkitan PKI. “Saya tekankan sekali lagi, indikasinya sangat jelas dan nyata terkait siapa patut dicurigai sebagai PKI atau pelindung dan pembela PKI.
Habib menegaskan kepada seluru wakil rakyat, bahwa paham komunisme, marxisme, dan leninisme telah dilarang secara konstitusi dan TAP MPRS No XXV tahun 1966. Dalam tap itu ada larangan penyebaran paham PKI, termasuk KUHP pasal 107.
“Maka, jangan biarkan PKI bangkit. Hukum dan keadialan harus ditegakkan. Seluh institusi lembaga ngera harus dibersihkan dari PKI, bersihkan DPR, Pemerintah, TNI, Polri dan semua institusi negara dari unsur-unsur PKI. Termasuk anggota DPR yang bangga jadi anak PKI, lalu coba-coba menyusp ideologi PKI. Karenanya jangan biarkan DPR dikotori oleh unsur-unsur PKI,” kata Habib mengajak umat Islam ganyang PKI.
Habib menghibau umat Islam yang hadir dalam Aksi 299 agar pulang ke rumah tetap menjaga ketertiban, disiplin, menjunjung tinggi akhlakul karimah, tetap dalam koridor konstitusi.
“Saat pulang ke rumah, bawalah semangat revolusi di dalm dirimu, di dalam rumahmu, di bilik kamar tidurmu, di ruang kerjamu, majelis-majelismu, pesantren, madrasah, sekolah, kantor, perusahaan, dan di mana saja berada.”
Habib juga mengajak umat Islam untuk melakukan revolusi akhlak di seluruh sektor kehidupan, mulai dari ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, politik, dan keamanan, agar kita segera menuju Indonesia yang diberkahi oleh Allah Swt.
“Jangan pernah bermimpi akan terjadi rekonsiliasi nasional, selama Islam dibiarkan diserang oleh berbagai pihak dan segala cara. Jangan mimpi rekonsiliasi akan tercipta selama PKI dibiarkan bangkit kembali. Selama negara dijual pada asing dan aseng, selama rakyat dibiarkan hidup sengsara.”
Lebih jauh Habib mengajak pejabat negara, baik eksekutif, yudikatif, maupun legislatif agar stop penista agama apapun dan dengan cara apapun. Baik lisan, tulisan, dan medsos. Mereka (yang menista agama) harus diseret ke pengadilan dan penjara.
“Stop segala kegiatan yang ingin ideologi PKI bangkit, yang jelas-jelas bertentangan dengan konstitsi dan Tap MPRS serta KUHP. Stop penjualan aset negara kepada pihak aseng dan asing. Stop segala bentuk penjajahan di negara kita. Umat Islam dan bangsa Indonesia harus menjadi tuan rumah di negerinya sendiri,” pesan Habib.
Di penghujung kata, Habib berharap, Indonesia menjadi negara yang damai, tenang, aman dan nyaman serta berkah. “Kepada Muhajid Islam dimana pun berada, tetaplah berjuang apapun resikonya. Takbir!” seru Habib. (desastian)