JAKARTA, (Panjimas.com) – Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak kritisi tema diskusi berseri ke-22 Madrasah Anti Korupsi Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah.
Dalam acara diskusi yang digelar di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (28/9/2017) siang, Madrasah Anti Korupsi mengusung tema “Menakar Tuah Akhir Pansus Angket KPK”. Turut hadir dalam acara diskusi tersebut, mantan Pimpinan KPK Busyro Muqoddas, Wakil Direktur Madrasah Anti Korupsi Ahmad Fanani dan Koordinator Divisi Korupsi Politik ICW Donald Fariz, sebagai pembicara.
“Tuah ini masih hebat luar biasa, menurut saya Pansus Angket KPK ini tidak tepat disematkan kata ‘Tuah’ kalau kata orang Medan yang paling tepat disematkan adalah kata ‘Tuak’, karena ‘Tuak’ itu memabukkan,” kritik Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (28/9/2017).
Sekarang, menurutnya, yang terjadi dan dilakukan oleh Pansus Angket KPK mirip habis minum tuak. “Abis minum tuak memabukkan, makanya kehilangan akal, semua diserang,” tuturnya
Lebih lanjut, ia menegaskan, kata tuah itu tidak tepat dinisbatkan kepada Pansus Angket KPK. “Yang paling dinisbatkan untuk Pansus Angket KPK itu adalah habis minum tuak, mabuk dan memabukkan.” tandasnya. [DP]