NEW YORK, (Panjimas.com) – Sedikitnya 80 warga sipil tewas sementara banyak korban lainnya mengalami luka-luka saat kelompok bersenjata menembaki mereka yang mencoba melarikan diri dari kekerasan di Hama, Suriah, demikian menurut laporan PBB, Rabu (27/09).
“PBB sangat khawatir dengan laporan tentang meningkatnya pertempuran dan serangan-serangan udara di Suriah bagian Barat Laut, yang mengakibatkan kematian dan cedera serta luka pada sejumlah warga sipil dan kerusakan infrastruktur sipil penting seperti sekolah-sekolah, rumah-rumah sakit dan pusat-pusat kolektif pengungsi internal (IDP),” ungkap Stephane Dujarric kepada para wartawan di Kantor Pusat PBB di New York, dilansir dari Anadolu Ajensi
Dujarric mengatakan serangan udara pada hari Rabu (27/09) di pedesaan Idlib benar-benar menghancurkan sebuah sekolah, sementara hari Selasa (26/09), sekelompok bersenjata “menembaki orang-orang yang mencoba melarikan diri dari Wadi al Azeib di pedesaan Hama hingga mengakibatkan pembunuhan 80 warga sipil”.
Stephane Dujarric tidak secara detil dan jelas saat menyebut siapa dalang atau kelompok yang bertanggung jawab atas serangan mematikan tersebut.
Dalam sebuah pernyataan Rabu (27/09), kelompok oposisi utama Suriah, Koalisi Nasional Pasukan Revolusioner dan Oposisi Suriah, National Coalition of Syrian Revolutionary and Opposition Forces menyalahkan rezim Bashar al-Assad atas 80 kematian warga sipil di Hama.
National Coalition of Syrian Revolutionary and Opposition Forces mendesak PBB dan masyarakat internasional untuk meminta pertanggungjawaban terhadap Bashar al-Assad.
Untuk diketahui, rezim Assad mengendalikan wilayah pedesaan Hama, dan selama lebih dari sebulan telah mencegah 8.000 warga sipil meninggalkan daerah tersebut untuk menyeberang ke zona yang dikuasai oleh pasukan oposisi.
Sebanyak 772 warga sipil terbunuh di Suriah bulan Agustus lalu, menurut sebuah laporan terbaru Syrian Network for Human Rights (SNHR), seperti dilansir Anadolu.
Menurut laporan yang dirilis Ahad (03/09), kematian bulan Agustus menjadikan jumlah korban sipil di Suriah sejak 1 Januari menjadi lebih dari 7.200 jiwa.
Sekarang di tahun ketujuh, konflik Suriah telah menewaskan lebih dari 500.000 jiwa dan memaksa jutaan penduduk mengungsi, demikian menurut data PBB.
Sejak awal 2011, Suriah telah menjadi medan pertempuran, ketika rezim Assad menumpas aksi protes pro-demokrasi dengan keganasan tak terduga — aksi protes itu 2011 itu adalah bagian dari rentetan peristiwa pemberontakan “Musim Semi Arab” [Arab Spring].
Sejak saat itu, lebih dari seperempat juta orang telah tewas dan lebih dari 10 juta penduduk Suriah terpaksa mengungsi, menurut laporan PBB.
Sementara itu Lembaga Pusat Penelitian Kebijakan Suriah (Syrian Center for Policy Research, SCPR) menyebutkan bahwa total korban tewas akibat konflik lima tahun di Suriah telah mencapai angka lebih dari 470.000 jiwa.[IZ]