KAIRO, (Panjimas.com) – Liga Arab menyesalkan digelarnya referendum Kurdi mengenai pemisahan wilayah Kurdi di Irak Utara.
Dalam sebuah pernyataan Selasa (26/09), organisasi Liga Arab yang berbasis di Kairo memperbarui seruannya kepada warga Irak untuk memulihkan keretakan [sosial-politik] dan melakukan dialog di bawah jaminan Liga Arab dan organisasi internasional lainnya untuk menyelesaikan masalah tersebut.
“Masih mungkin hal ini mengandung dampak dari [referendum Kurdi], jika pihak yang bersangkutan bertindak dengan kebijaksanaan dan penuh tanggung jawab,” ujar Sekretaris Jenderal Liga Arab, Ahmed Abul-Gheit, seperti dilansir Anadolu.
Tanpa menyebut secara spesifik, Ahmed Abul-Gheit mengkritik upaya-upaya beberapa pihak yang memicu perpecahan dan konflik di wilayah tersebut.
“Minat warga Kurdi di Irak hanya akan dicapai dengan Irak yang bersatu, federal, dan demokratis berdasarkan penghormatan terhadap Konstitusi, kesetaraan dan kewarganegaraan,” pungkasnya.
Pada hari Senin (25/09), warga Irak di daerah yang berada di bawah kendali Pemerintah Daerah Kurdistan, Kurdish Regional Government (KRG) serta wilayah-wilayah yang dipersengketakan antara Baghdad dan Erbil menggelar pemilihan dalam sebuah referendum mengenai apakah mereka akan memisahkan diri dari Irak atau tidak.
Baghdad, Turki, Iran, A.S. dan PBB telah berbicara menentang digelarnya referendum Kurdi tersebut, dengan mengatakan bahwa hal itu hanya akan mengalihkan perhatian dari operasi peperangan terhadap Islamic State (IS) dan selanjutnya memicu situasi kawasan tersebut menjadi tidak stabil.
Pemerintah Pusat Irak telah mengancam akan melakukan intervensi secara militer jika suara tersebut mengarah pada situasi kekerasan.
Presiden KRG (Kurdish Regional Government) Masoud Barzani menegaskan kemenangan “Yes” tidak akan menghasilkan deklarasi kemerdekaan secara otomatis namun hanya akan mengarah pada perundingan lebih lanjut dengan Baghdad.[IZ]