SOLO (Panjimas.com) – Puluhan orang mengatasnamakan Banaspati (Barisan Nasional Pembela Jokowi Anti PKI), mengarak spanduk anti PKI (Partai Komunis Indonesia) digelaran Car Free Day (CFD) Jalan Slamet Riyadi, Solo. Aksi tersebut mendapat perhatian pengunjung CFD.
“Ini aksi edukasi bahaya laten PKI, sesuai arahan Panglima TNI dan fakta sejarah, betapa bahayanya PKI,” kata Ahmad, ketua koordinator Banaspati pada Panjimas.com, Ahad (24/9/2017).
Aksi tersebut bermaksud memahamkan generasi muda khususnya yang lahir diatas tahun 1980 an. Sebab pasca itu, edukasi film kekejaman komunis yang sering ditayangkan di televisi nasional sudah tidak diputar kembali. Ahmad berharap dengan aksinya tersebut, menyentuh masyarakat bawah untuk lebih paham betul bahwa komunisme berbahaya.
“Agar generasi muda paham sejarah bangsanya. Maka aksi ini harus menyentuh pada lapisan masyarakat paling bawah. Anak sampe dewasa, terpelajar atau orang biasa agar paham betapa bahayanya PKI,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Ahmad menilai wujud partai komunis meski tidak ada, ideologi bisa menyebar tanpa disadari. Hal itulah yang dikhawatirkan Banaspati.
“Wujud secara partai mungkin tidak ada, tapi idiologi dan cita-citanya terus di perjuangkan kader-kadernya untuk menguasai Indonesia,” pungkasnya.
Sementara itu, Arif salah satu pengunjung CFD mengaku perhatian dengan aksi sekelompok orang tersebut. Pengetahuannya terhadap komunis memang tidak banyak sebab masa tersebut dirinya belum lahir.
“PKI ya yang membunuh Jendral-jendral dulu. Kalau filmnya G30S PKI mungkin di youtube ada ya,” ujarnya. [SY]