MADRID, (Panjimas.com) – Kepolisian Spanyol baru-baru ini membekuk seorang pria berusia 24 tahun di sebuah kota pesisir 200 kilometer di wilayah Selatan Barcelona Rabu (20/09).
Pria tersebut diduga membantu jaringan sel teroris yang bertanggung jawab atas serangkaian serangan teror di Spanyol pada Agustus lalu.
Pria itu merupakan penduduk Spanyol, yang berasal dari Maroko, Ia diketahui memiliki hubungan dekat dengan para pelaku yang bertanggung jawab atas serangan di Barcelona dan Cambrils yang menyebabkan 16 orang tewas, demikian menurut pernyataan Kementerian Dalam Negeri Spanyol, dilansir dari Anadolu.
Setelah serangan Barcelona, di mana seorang pemuda mengendarai sebuah vandan kemudian menabrakkanya ke jalanan yang penuh sesak kerumunan orang, polisi menemukan bahwa sel teroris telah merencanakan serangan yang bahkan jauh lebih serius.
Polisi Spanyol mengatakan bahwa sel teror tersebut telah mengakuisisi setidaknya 100 kilogram aseton peroksida (TATP) yang sangat eksplosif dan berencana untuk mengisi van dengan bahan peledak itu untuk meledakkan berbagai landmark (bangunan) penting di Barcelona.
Namun, material tersebut sangat tidak stabil dan para teroris secara tidak sengaja memicunya, sehingga meledakkan markas mereka dan membunuh dalang yang diduga berada di balik serangan tersebut, seorang yang bernama Abdelbaki Es Satty, malam sebelum serangan van 17 Agustus.
TATP juga telah digunakan dalam serangan baru-baru ini di Paris, Brussels dan Manchester.
Kementerian Dalam Negeri Spanyol mengatakan pria yang ditangkap pada hari Rabu diduga membantu para teroris mendapatkan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat bahan peledak dan memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Abdelbaki Es Satty tersebut.
Penyelidikan tetap berjalan, namun ini bukan satu-satunya masalah keamanan bagi polisi di Catalonia. Sebuah operasi besar juga terus diberlakukan untuk mencegah referendum kemerdekaan kontroversial 1 Oktober, yang direncanakan berlangsung kurang dari 6 pekan setelah serangan teroris.[IZ]