SUKOHARJO (Panjimas.com) – Tabliq Akbar Masjid Baitul Amin, Ngruki, Grogol, Sukoharjo bersama Gus Nur dalam menyambut Tahun Baru 1439 Hijriah mengingatkan kekejaman Partai Komunis Indonesia (PKI) yang pada puncak masa pemberontakan 1965.
Gus Nur memang tidak hidup di massa itu, tapi saat ini idoelogi komunisme mulai bangkit dibenarkan Mudir MTQ Karomah 13, Palu, Sulawesi Tengah tersebut.
“Dimataku Ahok itu orang terzalimi, waktu itu Habib Rizieq saya hujat. Terus saya buat video, hari ini tidak butuh Habib Rizieq. Gara-gara video itu, setiap hari ada yang WA saya menyanjung saya, Ustadz rahmatanlilalamin. Tak lihat bajunya kotak-kotak semua,” katanya mengawali acara, Kamis (21/9/2017).
Pasca munculnya penistaan Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) terhadap Al Maidah 51, Gus Nur sudah ditunjukkan Allah kebenaran. Ancaman penangkapan terhadap dirinya juga mulai terasa, namun dia telah siap mewakafkan jiwanya untuk kebenaran Islam.
“Sekarang banyak yang benci saya tapi tidak apa. Maka malam ini ada intel nyamar dipesan pak Tito (Kapolri.red) untuk nangkap saya, jangan ya. Bilang saya tidak bisa nangkap Gus Nur soalnya pesantrennya gratis,” ujarnya dihadapan jamaah yang meluber hingga ke jalan.
Gus Nur menegaskan bahwa kritisnya terhadap pemerintah sebab rasa sayangnya terhadap pemimpin Negara dan kebaikan masyarakat Indonesia. Dia mengingatkan Presiden Jokowi dan Kapolri, Jendral Tito Karnavian untuk melihat realita rakyat Indonesia yang sudah bosan dengan kebohongan publik.
“Pak Tito, pak Jokowi aku seandainya membenci dirimu karena sayang karena dirimu dan bangsa ini. Ini karena dunia maya, masyaAllah, jadi aku nyinyir sama pemerintah saking sayangku rek. Kalau nggak ada PKI, ngomongnya gebak-gebuk malah yang demo yang digebuk,” ucap dia.
Dia menegaskan bahwa komunisme sudah bangkit kembali di Indonesia meski masih belum terang-terangan. Wawancara di televisi seorang anggota DPR, Ripka Ciptaning yang mengatakan kader PKI siap bangkit, kata Gus Nur menjadi bukti nyata.
“Intinya PKI ada dan PKI bangkit saudaraku. Pertama penulis buku Jokowi Under Cover, sekarang nasibnya nggak ada yang tahu. Sementara penulis buku Aku Bangga Jadi Anak PKI masih duduk di dewan. Gimana tidak syu’udzan saudara. Rakyat ini terus dibohongi,” ungkapnya.
Gus Nur menilai pemimpin saat ini dalam kondisi kebingungan bersikap. Logika terbalik yang disebar semakin jelas orang menilai bahwa ditubuh pemerintah tersusupi ideologi komunis.
“Malah statemennya, ucapannya, mana PKInya, mana PKInya. Ndek ngarepmu PKInya. Yang tanya bukan saya thok, rakyat Indonesia semua tanya. Yang jelas PKI ada, ngomong di TV kader PKI 15 ribu sudah bangkit. Silahkan hubungi saya jika ada pertemuan PKI, saya akan datangi beli tiketnya sendiri. Karena saya sudah wakafkan jiwa saya untuk agama ini,” pungkas dia. [SY]