SOLO (Panjimas.com) – Meski kedua matanya tak mampu melihat, tak membuat semangat Abdul Majid luntur. Bersama temannya ia ikut dalam aksi peduli Muslim Rohingya yang diadakan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bersama Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS).
Masya Allah, santri Ponpes Tahfidz Quran 2 Sambi Boyolali itu rela berjalan kaki dari Kota Barat menuju Bundaran Gladag menyusuri Jalan Slamet Riyadi yang jaraknya kurang lebih 5 kilometer.
Panasnya mentari dan jauhnya lokasi aksi tak membuatnya mengeluh, justru sebaliknya ia tampak bersemangat.
Saat ditanya Panjimas.com, Abdul Majid mengaku tetap semangat meski berjalan kurang lebih 1 jam. Menurutnya apa yang dia lakukan tidak sebanding dengan kesusahan saudara Muslim Rohingya.
“InsyaAllah ini tidak mengurangi semangat saya. Karena dibandingkan saudara kita di Rohingya itu mungkin ini belum ada apa-apanya. Ini akan banyak berkahnya insyaAllah,” ucapnya, Jumat (22/9/2017).
Bersama temannya satu Pesantren, Khoir, Abdul Majid dituntun sepanjang jalan Slamet Riyadi sambil terus berdzikir. Dia berharap aksi siang ini bisa menambah keimanannya.
“Yang ikut aksi semoga tambah imannya, dan galang dana bisa mengurangi beban saudara kita di Rohingya,” ujar dia.
Sebagai kader PKS, Abdul Majid tidak mau dianggap remeh meski kondisi fisiknya tuna netra. Bukan karena riya’, dia ingin menunjukkan kepada umat Islam bahwa kekurangan fisik tidak menjadi penghalang melakukan pembelaan terhadap saudara sesama muslim yang sedang dizalimi.
“Dengan aksi ini, seperti saya bisa menggerakkan hati umat Islam yang lain untuk memikirkan saudara kita di Rohingya,” pungkasnya. [SY]