ISTANBUL, (Panjimas.com) – Yayasan Bantuan Kemanusiaan Turki (IHH) pada hari Selasa mengatakan pihaknya telah menualurkan bantuan darurat kepada sekitar 110.000 Muslim Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh setelah menghadapi penganiayaan dan kekejaman brutal dari Angkatan Bersenjata Myanmar.
Dalam sebuah pernyataan, IHH melaporkan pihaknya mendistribusikan tenda-tenda, makanan, peralatan dapur dan pakaian untuk lebih dari 22.000 keluarga Rohingya, dikutip dari AA.
IHH juga memasok bahan-bahan yang bisa digunakan untuk membangun tempat penampungan sementara bagi 250 keluarga Rohingya.
Tujuh sumur darurat juga digali di kamp-kamp pengungsian oleh IHH.
Badan Amal Turki tersebut juga menyediakan transportasi bagi sekitar 30 pengungsi yang terluka, tambahnya.
Wakil Ketua IHH Vahdettin Kaygan dalam pernyataannya menyebutkan bahwa sekitar 10.000 anak-anak Rohingya kini menjadi “yatim piatu” karena kekerasan yang terus berlanjut di negara bagian Rakhine itu.
“Banyak anak-anak yang pindah ke Bangladesh setelah melihat orang tua mereka terbunuh di depan mata mereka,” tandas Kaygan.
Ia juga mengatakanbahwa di Kamp Putibunia di daerah Teknaf dekat perbatasan Myanmar, 85 persen pengungsi disana adalah anak-anak.
Influenza, pneumonia, diare dan penyakit-penyakit rentan yang ditularkan melalui air juga dilaporkan terjangkit di kalangan pengungsi, demikian pernyataan IHH.
Orang-orang yang ingin memberikan bantuan kemanusiaan dapat menyumbangkan 5 liras ($ 1.45 dollar) dengan menulis teks “ARAKAN” sampai 3072.
Sejak 25 Agustus, lebih dari 421.000 penduduk Rohingya terpaksa menyeberang dari Rakhine ke Bangladesh, menurut PBB.
Sementara Militer Myanmar mengatakan bahwa mereka hanya menargetkan gerilyawan Rohingya, al-Hussein mencemooh pernyataan tersebut, dengan mengatakan bahwa citra satelit dengan jelas menunjukkan bahwa Militer Myanmar membakar desa-desa Muslim Rohingya.
Para pengungsi Rohingya terpaksa melarikan diri dari operasi keamanan militer di mana pasukan keamanan dan gerombolan ektrimis Buddha membunuhi pria, wanita dan anak-anak Rohingya, menjarah rumah dan bahkan membakar desa-desa Muslim Rohingya.
Menurut pemerintah Bangladesh, sekitar 3.000 Muslim Rohingya dibantai dalam tindakan kekerasan Militer Myanmar tersebut.[IZ]