BANJARMASIN (Panjimas.com) – Umat Islam Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan itikaf di masjid, Rabu (20/9) malam, menyambut tahun baru Islam, 1 Muharram 1439 Hijriah.
Dilansir antaranews, dalam itikaf tersebut umat Islam selain melaksanakan shalat sunat hajad, shalat taubat dan shalat sunat tasbih, juga membaca doa awal tahun serta tausyiah atau ceramah agama tentang penanggalan hijriah.
Selain itu, mengenai upaya menghilangkan sebutan hari Ahad yang bernuansa Islami menjadi Minggu yang prosesnya dalam puluhan tahun silam agar generasi Muslim mendatang tidak mengetahui lagi nama hari yang ada hubungan dengan ketauhidan.
Sebelumnya umat Islam sesudah shalat Asar pada akhir Zulhijah 1438 H, baik perorangan maupun berjemaah membaca doa akhir tahun, sebagaimana jamaah Masjid Assaadah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin.
Semua halaman menyambut tahun baru Islam 1439 H itu, termasuk doa akhir dan awal tahun pada pokoknya mengharapkan masa depan yang lebih baik, terhindar dari segala bala bencana serta fitnah.
Seorang dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari Banjarmasin Prof Dr Asmaraman dalam tausyiahnya menerangkan tentang keutamaan serta hal-hal yang terjadi pada Muharram yang bisa menjadi pembelajaran bagi kaum Muslim.
Keutamaan Muharram, selain masuk empat bulan yang diharamkan Allah SWT sepanjang tahun hijriah, seperti berperang, juga banyak kifarat atau kelebihan bila melakukan amal kebajikan – “amar makruf nahi munkar” (melakukan kebaikan dan mencegah ketidakbaikan).
Oleh karenanya Islam menganjurkan Umat Islam juga agar memperbanyak melakukan amal kebaikan, seperti memberi sedekah atau mengasih makan kepada fakis miskim dan anak yatim.
Kemudian peristiwa atau kejadian pada Muharram yang bisa menjadi renungan dan pembelajaran bagi kaum Muslim, yaitu Allah SWT menyelamatkan Nabi Ibrahim Alaihi Salam (AS) dari kobaran api atas kezaliman Raja Namrud ketika itu.
Selain itu, menyelamatkan Nabi Musa AS bersama pengikutnya dari kejaran Firaun, serta meluluhlantakan tentara Abraham dengan pasukan gajah yang mau merusak Kabah.
Kaum Muslim di “Kota Seribu Sungai” Banjarmasin dalam menyambut tahun baru Hijriah mengisinya dengan kegiatan bernuansa Islami, tidak seperti saat pisah sambut tahun baru Masehi. [RN]