JENEWA, (Panjimas.com) – Ranjau-ranjau darat yang ditanam di perbatasan Myanmar-Bangladesh telah membunuh dan melukai Muslim Rohingya yang terpaksa melarikan diri dari kekejaman brutal dan penganiayaan oleh Militer Myanmar di negara bagian Rakhine, demikian menurut seorang tokoh senior PBB memperingatkan, Selasa (19/09).
Marzuki Darusman, Ketua Misi Pencarian Fakta Internasional di Myanmar, mengatakan bahwa Muslim Rohingya menghadapi “kekejaman bengis” dan telah menjadi subyek “propaganda yang tidak manusiawi”.
Berbicara dalam Sidang ke-36 Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa, Darusman mengatakan: “Ada laporan tentang ranjau-ranjau darat yang ditanam di perbatasan dengan Bangladesh yang melukai dan membunuh orang-orang yang berusaha melarikan diri dari kekerasan, termasuk anak-anak.”
“Ada juga laporan propaganda dehumanisasi yang menyamakan Rohingya layaknya hama”, pungkasnya, dilansir dari Anadolu.
Penyelidik PBB mengatakan lebih dari 400.000 orang kini mencari perlindungan di Bangladesh dalam waktu kurang dari sebulan dan hampir 200 Desa Muslim Rohingya di daerah yang terkena dampak telah dikosongkan.
Myanmar didesak untuk memberikan akses penuh ke negara bagian Rakhine, sehingga para penyelidik PBB dapat menyelidiki tuduhan-tuduhan tersebut.
“Kami berkomunikasi dengan pemerintah Myanmar, meminta kerjasama dengan kami dan akses penuh serta tak terbatas ke negara ini,” terang Darusman.
Darusman juga meminta Dewan HAM PBB untuk memperpanjang mandatnya selama enam bulan sampai September 2018 untuk menyelidiki kekerasan Myanmar.
Sejak 25 Agustus, sekitar 420.000 penduduk Rohingya terpaksa menyeberang dari negara bagian Myanmar Rakhine ke Bangladesh, menurut PBB.
Sementara Militer Myanmar mengatakan bahwa mereka hanya menargetkan gerilyawan Rohingya, al-Hussein mencemooh pernyataan tersebut, dengan mengatakan bahwa citra satelit dengan jelas menunjukkan bahwa Militer Myanmar membakar desa-desa Muslim Rohingya.
Para pengungsi Rohingya terpaksa melarikan diri dari operasi keamanan militer di mana pasukan keamanan dan gerombolan ektrimis Buddha membunuhi pria, wanita dan anak-anak Rohingya, menjarah rumah dan bahkan membakar desa-desa Muslim Rohingya.
Menurut pemerintah Bangladesh, sekitar 3.000 Muslim Rohingya dibantai dalam tindakan kekerasan Militer Myanmar tersebut.[IZ]