JAKARTA, (Panjimas.com) – Terjadi dialog menarik sampai debat seru pada saat berlangsungnya acara Indonesia Lawyer Club (ILC) yang ditayangkan secara Live di Tv One pada Selasa (20/9) menarik antara seorang kader komunis (PKI) yang bernama Bejo Untung dengan Jendral (Purn) Kivlan Zein.
Di acara itu Kievlan Zain menanyakan kepada Bejo Untung tentang asalnya dari mana dan apakah dia berasal dari PKI? Kemudian Bejo Untung menjawab, kalau dirinya dari IPI, “bukan PKI”.Tapi kemudian Kievlan Zein menyampaikan bahwa itu saama saja, “IPI itu underbow PKI , Kivlan adalah dari PII dan IPI itu menyerang PII, Jadi saya tau IPI itu underbow PKI,” ujarnya
Di acara itu juga Jenderal Kivlan Zein berhasil membuat Bejo Untung mengaku sebagai anggota IPI, dan IPI sangat dikenal sebagai organisasi pelajar saat itu merupakan underbow PKI dan lawan dari PII saat itu, sesama organisasi pelajar, dan Jenderal Kivlan Zein dulu aktif di PII. Sebagai contoh menurutnya bahwa IPI pernah menyerbu anak PII di Blitar. Nama Jenderal Kivlan Zein termasuk yang akan dibunuh PKI saat itu.
Dirinya juga mengatakan bahwa tidak benar klaim Bejo Untung bahwa PKI tidak kudeta. Untung jelas kudeta karena telah membuat pengumuman Dewan Revolusi dan menganulir Kabinet Dwikora, menurutnya.
“Tidak benar juga ada klaim Bejo Untung bahwa PKI tidak bersenjata. PKI itu jelas sekali bersenjata dan ingin memberontak dari negara Indonesia ini,” ujarnya.
Satu lagi yang tidak benar menurut Kivlan bahwa tidak benar klaim Bejo Untung PKI bukan hantu, karena arah perjuangan PKI sebenarnya adalah membuat citra bahwa PKI tertindas dan tidak bersalah, dan pada akhirnya mengarah kepada dicabutnya TAP MPRS, dan terbukti melalui sosok seperti Bambang Beter Suryadi (FPDIP) telah ada kalimat bahwa TAP MPRS No. 25 1966 akan diusahakan untuk dicabut.
“Juga tidak benar itu adanya klaim Bejo Untung bahwa PKI tidak bangkit kembali, karena susunan kongres sudah terbentuk, dan ini nyata, bahkan meminta agar struktur Babinsa dihilangkan sementara struktur pengurus PKI sudah ada sampai tingkat pusat dan daerah,” ujar Kivlan di acara ILC itu.
Mengenai tuduhan dari Mohamad Isnur, Bidang Advokat LBH, bahwa Jenderal Kivlan adalah operator kisruh, karena operator itu ada di lapangan. Justru Jenderal Kivlan menegaskan adanya pengkhianat di LBH seperti dibawanya isu PKI ke dunia internasional oleh Todung Mulya Lubis dan Nursyahbani Katjasungkana di Belanda.
“PKI itu cemen, karena merengek meminta kompensasi dan restitusi, tanpa mau mengakui ribuan nyawa hilang di tangannya. Ishlah dilakukan jika masing-masing mau mengakui kesalahan dan NKRI bisa menatap ke depan,” pungkasnya. [ES]