JAKARTA, (Panjimas.com) – Produksi rokok di Indonesia dari tahun ke tahun menunjukkan tren peningkatan. Remaja menjadi salah satu kelompok usia yang juga menyumbang tingginya angka tersebut.
Melihat hal itu, Ketua Umum Perhimpunan Al-Irsyad dr. Basyir Syawie menilai, sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim, Indonesia semestinya bisa menahan laju pertumbuhan rokok yang kian massif digunakan di masyarakat.
“Kita tahu bersama begitu memprihatinkan perokok pemula di Indonesia sangat tinggi tentu hal ini bukan tanpa ada sebab. Ada beberapa penyebabnya antara lain pertama banyaknya iklan yang luar biasa di televisi,” tutur Basyir di Media Center, Jalan Keramat Raya no. 24 G/H, Jakarta Pusat. Selasa (19/9).
Kedua, menurut Basyir, penyebab terjadinya pertumbuhan perokok disebabkan lemahnya regulasi pemerintah dalam pembatasan penjualan rokok sehingga anak SD (sekolah dasar) pun bisa dengan mudah membeli rokok di warung – warung yang ada.
baca: Inilah Pengaruh Remaja Indonesia Menjadi Perokok Pemula
“Ketiga faktor lingkungan sekitar dari para perokok yang dilihat kemudian ditiru oleh mereka dari kebiasaan orang tua atau dewasa bahkan guru yang secara tidak langsung memberikan contoh dan ditonton oleh anak didik,” ujar Basyir.
Selama menjabat sebagai walikota, pria biasa disapa Basyir ini menyebutkan, pihaknya pernah membuat aturan kawasan yang bebas rokok terutama fasilitas umum terlebih sekolah.
“Dampaknya sangat bagus, penurunan yang sangat drastis pada iklan rokok, tidak ada guru yang berani merokok di sekolah,” terangnya. [RN]