BOLAANG MONGONDOW (Panjimas.com) – Pakar Kristologi, Ustadz Insan LS Mokoginta, menyampaikan usulan guna mempertimbangkan masuknya pelajaran Kristologi dalam sekolah Islam, baik madrasah, pondok pesantren dan terutama di perguruan tinggi.
Pasalnya, menurut mantan penganut Katolik ini, Islamologi di kampus-kampus theologi, sudah diajarkan secara massif sejak lama.
“Saya menganjurkan di sekolah-sekolah Islam, diajarkan Kristologi. Di sekolah theologi Kristen saja diajarkan Islamologi sampai 40 SKS,” kata Ustadz Insan Mokoginta saat menjadi pembicara di Pondok Pesantren Hidayatullah, Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, pada Ahad (17/9/2017).
Hal itu, lanjut Ustadz Insan, juga merupakan bekal bagi para santri atupun mahasiswa, agar kelak ketika mereka menjadi dai, bisa menghalau maraknya Kristenisasi.
Pasalnya, menurut Ustadz Insan Mokoginta, Kristenisasi dan pemurtadan, menjadi ancaman nyata umat Islam di Indonesia sejak lama. Terutama di daerah pelosok, lokasi bencana, maupun masyarakat di tempat kumuh dan miskin.
“Jangan sampai nanti ketika bertemu dengan misionaris, mereka tidak bisa menghadapi. Apalagi, sekarang para misionaris itu diajarkan baca Al-Qur’an di kampus theologi mereka. Bahkan melakukan Kristenisasi dengan memelintir ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits,” jelasnya.
Selain itu, Ustadz Insan Mokoginta juga berharap kepada seluruh kaum Muslimin untuk memperkuat aqidah mereka, dengan menuntut ilmu lewat ceramah di masjid-masjid dan majelis ta’lim.
Lebih jauh, ia berharap umat Islam bukan hanya dihimbau dengan program maghrib mengaji (membaca Al-Qur’an), tetapi juga harus memahami isi Al-Qur’an tersebut.